News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Selamat Datang, Calon Pemimpin Muda!

Selamat Datang, Calon Pemimpin Muda!

 


Laporan : Tikwan Raya Siregar 

Ini adalah laporan satu jam bersama Rico Waas. Seorang pemuda berusia 38 tahun, politisi part timer (paruh waktu), berperawakan jangkung, pengusaha UMK, dan kini namanya mencuat sebagai salah satu dari tiga pasangan kontestan pemilihan Walikota Medan yang diusung 8 partai, termasuk Partai Nasional Demokrat, Golkar, dan Gerindra. 

----

Sekitar pukul 14.00, Kamis, 3 Oktober 2024, di halaman depan Gedung Graha Pena dimana grup media Jawa Pos bermarkas, terjadi kesibukan kecil. Beberapa pejabat keredaksian dan bidang usaha berdiri menunggu seseorang yang akan berkunjung untuk silaturrahmi. Bukan tamu sembarangan. Dia adalah calon walikota Medan, Rico Waas.


Tidak berapa lama, pemuda klimis itu keluar dari pintu Innova warna hitam, dengan stelan baju biru liris kotak-kotak. Ujung baju lengan panjangnya dilipat, sehingga membuat penampilannya terlihat luwes dan informal. Rico menyalami semua kru tuan rumah yang menyambutnya dan langsung diajak menuju ruang rapat redaksi di lantai tiga. Dia menapaki anak-anak tangga dengan enteng. Sedikit pun tidak tampak kecanggungan pada dirinya berada di antara para wartawan.


Pemimpin Umum Posmetro Medan, Zulkifli Tanjung, membuka dialog dengan menjelaskan kondisi perkembangan media terkini seraya memperkenalkan kru Jawa Pos Group yang hadir. Ternyata isu media dan perkembangannya bukan hal yang asing bagi Rico. Dia sendiri pernah terlibat dalam penggarapan media, memiliki latar belakang studi grafis dan komunikasi visual, terlebih-lebih lingkungan keluarga terdekatnya sendiri adalah tokoh-tokoh yang dibesarkan oleh lingkungan pers. Siapa yang tidak mengenal paman kandungnya, Surya Paloh, yang namanya telah melegenda dalam industri pers ketika ia mengembangkan Harian Nasional Media Indonesia dan Metro TV. Bahkan kini beliau adalah salah seorang tokoh politik kunci tanah air, yang sepak terjangnya telah membuat dinamika politik Indonesia menjadi lebih kompetitif di tengah tendensi politik tunggal yang membahayakan demokrasi belakangan ini.


Pada awalnya saya tidak punya ketertarikan khusus pada figur anak muda ini. Namanya jarang terdengar, dan saya punya prasangka bahwa kemunculan Rico sendiri di Pilkada Kota Medan tiada lain adalah karena proses karbitan, produk trah politik, dan tentulah dia hanya anak manja yang tidak terlalu memahami apa yang akan dihadapinya. Kalaupun saya pernah bersentuhan dengannya, itu hanya karena hadir pada hari pernikahannya di Medan atas undangan almarhum Pak Johnny Waas, lantaran pada hari itu mahar yang akan diserahkan Rico kepada calon pengantinnya adalah beberapa keping dinar dan dirham. 


Johnny Waas yang kemudian kami ketahui sebagai ipar Surya Paloh adalah Ayah kandung Rico Waas. Beliau termasuk penggerak awal kehadiran dinar dirham di Medan bersama beberapa koleganya. Sempat bertemu dengannya untuk mendiskusikan beberapa hal, lalu saya dan teman-teman melanjutkan usaha itu untuk suatu tujuan penegakan kembali muamalah di Tanah Air, khususnya merespon krisis ekonomi dunia yang terjadi pada tahun 1998 dan sesudahnya, akibat kerapuhan mata uang fiat.


Rico Waas sendiri setahu saya tidak punya atensi terhadap apa yang dilakukan Ayahnya. Diskusi dengan ayah dari satu anak ini semata-mata karena namanya terdaftar di KPU Kota Medan sebagai salah satu di antara tiga kontestan Pilkada. Wakil Ketua DPW Nasdem Sumut ini diusung oleh delapan partai yang mengoleksi total perolehan kursi legislatif terbesar di Medan.


Meski memiliki dukungan politik sebesar itu, tetapi Rico memilih untuk bersikap low profile, santun, dan tampil dengan citra anak muda gaul, mau mendengar, dan sangat mampu mengendalikan emosinya dengan stabil. Sejak awal, calon walikota dengan catatan laporan harta kekayaan yang hanya Rp 300 jutaan ini sudah mengaku bahwa dia tidak begitu nyaman apabila dikait-kaitkan terlalu banyak dengan nama pamannya, Surya Paloh. "Nama beliau sudah besar, dan bagi saya, itu adalah beban berat. Tidak setiap keputusan dan tindakan saya harus dikaitkan dengan beliau. Saya pasti akan melakukan berbagai kekeliruan sebagai manusia, dan janganlah sampai hal itu merusak nama baik beliau sebagai tokoh nasional," katanya.


Tentulah dukungan politik dan didikan pamannya sangat mempengaruhi karir politik Rico Waas di Nasdem. Meski demikian, berdasarkan laporan kekayaannya yang tercatat sebagai peringkat terkecil di antara para calon, Rico tampaknya berusaha mandiri di bidang ekonomi.


Dalam konteks menghadapi Pilkada ini, Rico juga membuat catatan khusus bahwa dia ingin kontestasi dilakukan dengan semangat persaudaraan. "Kedua calon lain sangat saya hormati. Mereka orang-orang yang baik. Bahkan ada di antaranya yang masih terpaut saudara jauh dengan kami. Sangat tidak cocok bagi saya untuk menjadikan Pilkada ini sebagai ajang saling menjatuhkan. Tidak begitu. Pada akhirnya, kita semualah yang harus bersatu membangun dan memelihara kondusiflvitas kota ini," katanya.


Terlepas dari praduga saya semula, bahwa dia berani memenuhi undangan diskusi kritis dengan kalangan wartawan, sudah menunjukkan indikasi tertentu. Sebab, pertemuan dengan kalangan pers bagi seorang calon pemimpin yang tidak memiliki gagasan segar sudah jelas akan menjadi mimpi buruk. Lantas, ide-ide apa yang dibawa Rico sehingga dia terlihat begitu percaya diri?


Tiga Program Utama


Dalam paparan programnya, Rico menginduksi tiga isu utama yang menjadi prioritasnya berdasarkan hasil identifikasi masalah di Kota Medan, yaitu kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja. Ketiganya dielaborasi lagi menjadi tahapan dan lankah-langkah operasional untuk memberikan dampak langsung dan sistemik ke masyarakat.


Dalam bidang kesehatan, misalnya, Kota Medan sebenarnya sudah membuat program berobat gratis. Tetapi dalam pelaksanaannya masih sering terjadi hambatan administratif yang membuat pasien tertolak atau tidak mendapatkan pelayanan yang memadai.


Rico melihat bahwa tindakan yang paling cepat bisa dilakukan dari sisi pemerintahan dan berdampak adalah membenahi seluruh sistem administrasi warga. Dengan demikian, tidak perlu ada lagi cerita pasien yang terlantar atau ditolak hanya gara-gara administrasi. "Administrasi yang baik dan mutakhir adalah ciri kota moderen. Semua bekerja dengan sistemik, maka administrasi harus beres dulu," kata calon walikota termuda ini.


Sedangkan untuk mengatasi rendahnya mutu layanan kesehatan, Rico melihat bahwa seluruh fasilitas pendukung kesehatan di Medan harus dinaikkan ke level terbaik. "Kita perlu memperbaiki rumah sakit pemerintah dari sisi manajerial. Kita punya rumah sakit yang memiliki daya dukung besar, dokter-dokter yang cerdas dan sangat ahli di bidangnya, serta fasilitas yang lengkap. Tapi persepsi tentang rumah sakit pemerintah dan dokter-dokter kita belum terbangun dengan baik. Melalui kekuatan media, kita perlu mempromosikan para dokter kita sendiri, memberikan mereka ruang komunikasi yang luas dengan masyarakat, memperkenalkan mereka, dan membuka ruang-ruang konsultasi digital untuk mendekatkan dokter dan masyarakat," paparnya.


Untuk upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, Rico memandang perlu adanya fokus pemerintah kota untuk memperkuat peran Puskesmas. Layanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat ini bisa dijadikan sebagai solusi pengobatan yang dapat diandalkan sehingga pasien tidak perlu lagi ke rumah sakit. Agar program perbaikan manajerial dan peningkatan layanan pusat-pusat kesehatan ini terlaksana, Rico telah bersepakat dengan calon wakilnya bahwa Wakil Walikota nantinya akan berkantor di RSU Pirngadi Medan dalam upaya menjadikannya sebagai rumah sakit terbaik di kota ini.


Sedangkan untuk program jangka panjangnya, yang paling utama adalah usaha-usaha meningkatkan kesehatan masyarakat lewat program penyuluhan, pemenuhan gizi, dan pemberantasan stunting. 


"Bagaimanapun juga, tindakan preventif tetaplah yang terpenting. Kami yakin, masyarakat yang sehat adalah modal pertama dalam membangun suatu kota. Sebaliknya, masyarakat yang sakit akan menjadi beban. Bisa dikatakan, seluruh program yang kami tawarkan sebenarnya sangat bertumpu pada sumber daya manusia," sebutnya.


Simultan dengan program kesehatan, maka yang utama setelahnya adalah membangun masyarakat kota yang cerdas dan beradab, yang diusahakan melalui pembenahan dan pemenuhan hak masyarakat di bidang pendidikan. 


"Kita menghadapi masalah putus sekolah dan kenakalan usia remaja yang cukup merepotkan saat ini. Untuk menghindari putus sekolah, maka pendidikan gratis harus dielaborasi lagi dengan faktor-faktor yang menyebabkan angka putus sekolah. Panduan sekolah gratis dengan membebaskan biaya pendidikan saja tidak menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat miskin. Kita harus mengetahui lebih jauh apa masalah yang dihadapi, misalnya adakah persoalan keluarga, berapa tanggungan keluarga, apakah anak ikut bekerja secara informal, apakah biaya yang dikeluarkan untuk transportasi mahal, adakah persoalan psikologis dan sosial?" urai Rico.


Untuk mengatasi kasus putus sekolah, dia merasa perlu ada pendekatan yang lebih cermat lagi. Untuk itu, aparat di unit pemerintahan terkecil, kepling dan lurah, harus mampu memantau dan mengenal warganya yang rentan. Jangan sampai bantuan yang disalurkan tidak efektif, apalagi salah sasaran. 


Untuk menjawab kebutuhan ini, Rico berpendapat bahwa perlu adanya satu sistem data tunggal yang dimutakhirkan secara berkelanjutan. Data tunggal sangat diperlukan sebagai basis tindakan dan intervensi yang lebih akurat terhadap kasus-kasus putus sekolah.


Sedangkan untuk mengatasi kenakalan remaja yang telah melahirkan perilaku meresahkan seperti geng motor, begal, dan narkoba, maka pendidikan formal dan informal yang diarahkan untuk memberikan kanal-kanal pada penyaluran emosi siswa. 


"Pemerintah kota diberikan tanggungjawab untuk mengelola SD dan SMP. Kita tahu bahwa usia SMP adalah masa transisi yang rawan bagi para peserta didik. Mereka umumnya sedang mencari jati diri, cenderung menentang, dan apabila gejolak dirinya tidak tersalurkan, maka perilaku mereka cenderung menghasilkan kenakalan. Tugas pemerintah adalah memberikan ruang kanalisasi psikologis dan fisik ke berbagai bidang, seperti keagamaan, olahraga, kesenian, dan kegiatan-kegiatan kreatif sesuai bakat-bakat mereka. Untuk ini pemerintah memerlukan kerjasama dengan para tokoh agama, tokoh pemuda, para pelaku kesenian, dan para ahli talent scout. Kegiatan keagamaan perlu dirancang menjadi lifestyle para remaja. Kita mendorong adanya kumpulan-kumpulan seperti wirid gaul, cafe bernuansa relijius, dan sebagainya. Penyaluran energi remaja melalui olahraga dan olah bakat bahkan diharapkan membawa mereka kepada kompetisi yang positif, capaian prestasi, dan pengembangan kompetensi," paparnya.


Dan pada akhirnya, masyarakat Kota Medan memerlukan lapangan kerja yang luas untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Rico memandang bahwa ekonomi masyarakat hanya akan berjalan apabila daya beli mereka lebih dulu diperkuat. Mereka harus bekerja dan produktif. Daya beli yang kuat pada gilirannya dapat menstimulus UMKM berkembang. Rico menyadari bahwa UMKM adalah sektor ekonomi yang paling banyak menyerap lapangan kerja, serta paling elastis terhadap gejolak ekonomi. Oleh sebab itu, UMKM perlu didukung dengan penguatan produk dan ruang-ruang pemasaran yang luas.


"Tetapi apabila daya beli masyarakat lemah, UMKM akan sulit berkembang. Lahir seribu, mati seribu. Selalu begitu, karena daya beli terbatas, dan kreativitas yang belum sampai pada level yang diharapkan," kata Rico.


Menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghubungkan produk UMKM dengan pasar. Perda UMKM perlu diturunkan lagi menjadi Perwal yang memuat aturan spesifik agar tiap swalayan wajib menyerap minimal 30% produk UMKM suatu kelurahan dimana dia beroperasi. Jadi, berlaku lebih sektoral. 


Langkah berikutnya adalah meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan nilai tambah, baik yang bernilai tangible maupun intangible, termasuk produk seni budaya yang sangat beragam di Kota Medan. Di sini diperlukan anak-anak muda kreatif yang berinovasi dan memberi ciri tersendiri pada kota ini. "Pemerintah kota akan berperan sebagai stimulator, memberikan insentif, dan wadah-wadah kreativitas," ujar Rico.


Kapasitas daya beli masyarakat pada lapisan selanjutnya juga bisa diperkuat dengan penggalakan pariwisata, investasi, dan kemudian kegiatan ekspor, yang seluruhnya akan semakin memperluas peluang lapangan kerja bagi angkatan muda. "Pemerintah Kota hanya perlu meyakinkan dunia usaha untuk tidak ragu menggunakan SDM lokal. Ada semacam stigma di kalangan industri, terutama di Medan Utara, bahwa pemuda setempat tidak dapat diandalkan untuk menjadi tenaga kerja karena suka tawuran dan berbagai bentuk kenakalan lainnya. Untuk itu pemerintah dapat melakukan pelatihan khusus dan memberikan sertifikasi dengan suatu jaminan bagi dunia usaha bahwa mereka siap bekerja," urainya lebih jauh.


"Bagi kami, seluruh masalah kota pada awalnya berasal dari sumber daya manusia. Banjir, kesemrawutan lalu lintas, produktivitas, dan daya tarik investasi/pariwisata, semuanya adalah masalah perilaku. Oleh sebab itu, pendidikan, meskipun ini dianggap sebagai investasi jangka panjang yang tidak akan kita terima dampaknya langsung dalam suatu periode politik, namun kita tidak punya pilihan lain. Sebab pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan SDM yang unggul dan menjadi sisi kekuatan kota," simpul Rico.


Di luar ekspektasi, Rico memaparkan semua visi misinya mulai dari isu pokok sampai ke langkah-langkah operasionalnya secara runut dan rasional, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap program yang diusungnya.


Bagi saya, rumusan masalah dan program yang disampaikan Rico adalah roadmap yang rapi, bertahap, dan memiliki alur logika yang bisa dipahami. Namun bagaimana menggerakkan birokrasi dan menciptakan kolaborasi yang sinergis dengan berbagai stakeholders untuk merealisasikan program itu adalah masalah yang lain lagi. Apakah ia akan mampu tampil sebagai manajer kota ataukah pimpinan sebuah orkestra metropolitan yang memiliki begitu banyak keanekaragaman budaya, ini masih harus dibuktikan secara nyata. Paling tidak, dalam soal gagasan, Rico adalah calon walikota muda yang menggembirakan dan menjanjikan. (*)

Tags

Posting Komentar