Situs Benteng Putri Hijau dan Mitos Kakek Naga dan Kakek Meriam
Situs Benteng Putri Hijau merupakan salah satu cagar budaya yang ada di Sumatra Utara. Namun tahukah Kawan bahwasanya terdapat mitos terkait situs Benteng Putri Hijau yang diyakini oleh masyarakat setempat?
Cerita yang beredar ini membuat sebagian masyarakat meyakini akan mitos tersebut. Bahkan tidak jarang banyak dijumpai pengunjung yang sengaja datang ke situs Benteng Putri Hijau karena mempercayai mitos yang beredar.
Lantas apa sebenarnya mitos terkait Benteng Putri Hijau yang berkembang di tengah masyarakat yang berada di sekitar situs tersebut? Apakah benar situs yang satu ini memiliki khasiat untuk bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit?
Sekilas tentang Situs Benteng Putri Hijau
Benteng Putri Hijau merupakan situs sejarah yang berada di Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.
Situs yang satu ini diyakini merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Aru. Sebuah kerajaan di wilayah Sumatra pada masa lampau dan menjadi cikal bakal Kerajaan Deli di kemudian hari.
Penamaan situs yang satu ini diyakini juga berdasarkan peristiwa di masa lampau. Pada saat itu, Putri Hijau bersama pengawalnya berusaha melarikan diri dari kejaran pasukan Kerajaan Aceh.
Legenda Putri Hijau yang Kecantikannya Menyebabkan Peperangan, Ini Faktanya!
Kemudian Putri Hijau bersama pengawalnya melindungi diri di situs tersebut. Oleh sebab itu, situs ini diberi nama Benteng Putri Hijau.
Secara bentuk situs ini sebenarnya tidak seperti benteng pada umumnya. Benteng Putri Hijau hanya berupa gundukan tanah saja, sehingga terkadang bisa mengecoh para pengunjung yang datang ke lokasi tersebut.
Selain itu terdapat pancuran air yang bisa Kawan jumpai di situs ini. Pancuran air inilah yang memiliki cerita dan mitos terkait kesaktian yang dimilikinya.
Mitos Situs Benteng Hijau
Ketika berkunjung ke situs Benteng Hijau, Kawan akan menjumpai dua pancuran air berbeda. Pancuran pertama dinamakan sebagai Pancuran Putri karena diyakini sebagai tempat Putri Hijau membersihkan diri.
Sementara itu, pancuran air lainnya diberi nama Pancuran Panglima. Pancuran ini dikelilingi oleh benteng yang berbentuk gundukan tanah.
Nabila Dwisuda, Laila Rohani, dan Neila Susanti dalam artikel "Situs Benteng Putri Hijau: Sejarah, Mitos, dan Perspektif Masyarakat" menjelaskan bahwa terdapat beberapa keyakinan dan mitos yang beredar di masyarakat terkait situs ini.
Air pancuran yang ada di Benteng Putri Hijau ini diyakini memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sebagian besar para pengunjung datang ke Benteng Putri Hijau ini untuk mengambil air yang ada di situs tersebut.
Selain itu, terdapat beberapa ritual yang juga diselenggarakan oleh masyarakat di situs tersebut. Ritual ini dilakukan karena Benteng Putri Hijau dianggap sebagai tempat yang keramat dan sakral bagi masyarakat sekitar.
Kesakralan ini berasal dari cerita yang berkembang di tengah masyarakat terkait kisah Putri Hijau di masa lampau. Selain itu, masyarakat meyakini bahwa di situs ini terdapat beberapa roh dari masa lampau yang patut dihormati, seperti sosok Putri Hijau, Kakek Naga, Kakek Meriam, para penjaga, dan lainnya.
Kesakralan ini tidak terbatas kepada roh manusia saja, tetapi juga beberapa hewan yang dianggap memiliki kesakralan dan kesaktian, seperti ular, harimau, monyet, dan lainnya. Oleh sebab itu ritual dan tradisi ini masih dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk menghormati kesakralan dari situs Benteng Putri Hijau.
Sumber:
- Dwisuda, Nabila, Laila Rohani, dan Neila Susanti. "Situs Benteng Putri Hijau: Sejarah, Mitos, dan Perspektif Masyarakat." Warisan: Journal of History and Cultural Heritage 3.1 (2022): 18-24
Posting Komentar