News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sejarah Pajak Ikan Lama, Kenapa Kok Sekarang Malah jadi Pusat Tekstil?

Sejarah Pajak Ikan Lama, Kenapa Kok Sekarang Malah jadi Pusat Tekstil?


 Pajak Ikan Lama dibuka tahun 1890 oleh konglomerat Medan keturunan Tionghoa, Tjong A Fie, atas permintaan Pemerintah Belanda. Tempat itu mulanya, menjadi pusat perdagangan ikan, sayur-mayur, dan aneka daging.

Kepala Program Studi (Kaprodi) Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sumatera Utara (USU) Irfan Simatupang mengatakan pajak ikan lama tersebut dulunya menjadi pusat perdagangan Kota Medan.

"Pajak ikan lama dulu merupakan pusat kota Medan, dan pinggiran sungai belakang itu dulu merupakan pelabuhan, makanya jadi pajak ikan. Itu menjadi tempat bertemunya orang dari hilir dan dari hulu. Disebut pajak ikan lama karena menjadi tempat menjual ikan dari lautan," jelas Irfan.

"Pelabuhannya itu kalau sekarang kira-kira di sungai di samping Kantor Walikota Medan itu titik hulunya. Sehingga banyak itu orang Tionghoa bermukim di situ karena basic nya mereka kan pedagang seperti Tjong A Fie contohnya. Para pendatang dari India dan Arab juga berinteraksinya di sana," imbuhnya.

Irfan juga menjelaskan tentang penyebab pindahnya para pedagang ikan yang kemudian digantikan oleh pedagang tekstil. Bisnis kain, kata Irfan, lebih dapat bertahan lama.

"Pada mulanya ada orang berjualan ikan kemudian datang lagi orang berjualan yang lain. Dari segi perdagangan bisnis yang paling bisa dipertahankan itu ya kain karena dia tidak busuk, bisa disimpan lama, sehingga dia bertahan disana. Perkembangan Medan selanjutnya barulah itu buka pasar tradisional seperti Sukaramai, Simpang Limun, Marelan, dan sebagainya," pungkasnya. (bbs)

Tags

Posting Komentar