News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kronologi Terjadinya Peristiwa Brandan Bumi Hangus, Warga Sumut Banyak yang Tidak Tahu Nih!

Kronologi Terjadinya Peristiwa Brandan Bumi Hangus, Warga Sumut Banyak yang Tidak Tahu Nih!

 


Kisah heroik para pejuang mempertahankan kemerdekaan di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Sumut ini tidak kalah dengan Bandung Lautan Api. Namun, generasi muda di Sumut tidak banyak yang mengetahui sejarah ini.

Berawal dari ditemukannya sumur minyak pertama pada tahun 1883. Sumur minyak bernama Telaga Said ini pun dibor dan memproduksi crude oil oleh Jhon Zieker (Belanda). 

Kemudian Belanda mendirikan perusahaan pertambangan minyak, dengan nama Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan pada 1885, dan disinilah kegiatan eksploitasi minyak pertama oleh Hindia Belanda di Indonesia dimulai. Produksi crude oil digunakan untuk kepentingan Belanda.

Di tahun 1892, kilang minyak Royal Dutch di Pangkalan Brandan mulai melakukan produksi massal sebagai sumber energi bagi perekonomian dan mesin perang bagi Belanda.

Jepang pun masuk pada tahun 1941. Belanda tidak berhasil menghadapi invasi serangan Jepang ke Indonesia. Jepang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia tahun 1942. 

Semua sumber usaha Belanda dikuasai Jepang, untuk membantu perekenomian penjajah, salah satunya industri minyak Pangkalan Brandan. 

Dengan perbaikan lapangan dan kilang minyak, menggunakan romusha dan pekerja yang dulunya telah bekerja di Pangkalan Brandan dalam membantu kepentingan militer Jepang. Hasilnya, peningkatan produksi pun terjadi dari 30 ton/hari menjadi 10.000 ton/hari.

Pada 1945, bom atom dijatuhkan di Kota Hiroshima dan Nagasaki. Hegemoni Jepang diseluruh dunia pun hancur berantakan.

Belanda yang masih mengincar sumber minyak di Pangkalan Berandan pun ingin merebutnya lagi. Mereka pun masuk kembali ke Indonesia bersama NICA. 



 Sekitar Juli 1947 Belanda melakukan Agresi Militer ke berbagai wilayah di Indonesia untuk kembali menguasai Indonesia, terutama tambang minyak di Pangkalan Brandan dan di Cirebon.

Kala itu, pimpinan Tentara Republik Indonesia (TRI) di Kabupaten Langkat berencana membumihanguskan seluruh instalasi industri perminyakan dan obyek vital lainnya.

"Sejarah mencatat, Brandan Bumi Hangus diawali dengan invasi pasukan Sekutu bersama Belanda, atau Agresi Militer 21 Juli 1947 ke wilayah Sumatera Utara," sebut sejumlah tokoh pejuang di Pangkalan Brandan yang tidak bisa disebut namanya satu persatu.

Kala itu, ada Komando Batalion 4-2, dari tentara Sekutu mengerahkan pasukan infanteri didukung satu peleton Carrier, panser, dan satu detasemen binaan Poh An Tui melumpuhkan laskar pejuang di Kecamatan Stabat.

Tepatnya 5 Agustus 1947 tentara sekutu sudah memasuki Kecamatan Tanjungpura, namun pejuang/laskar Indonesia berhasil menahan tentara Sekutu di Kecamatan Gebang, dengan merobohkan Jembatan Titi Air Tawar, diputuskan dan dibakar, sehingga jembatan Air Tawar di Kelurahan Pekan Gebang disebut dengan "Jembatan Merah" tentara Sekutu tidak bisa lewat masuk Pangkalan Brandan.

 Belanda berupaya merebut tambang minyak di Pangkalan Brandan, sehingga Panglima Devisi X TRI yang berkedudukan di Aceh memerintahkan agar tambang minyak di Pangkalan Brandan dimusnahkan.

8 Agustus 1947, Komando Sektor Barat/Utara (KSBO) tentara Sekutu telah mempersiapkan serangan besar-besaran, guna merebut tambang minyak. Peristiwa itu berkaitan dengan Radio Hilversum Belanda di Jakarta telah menyiarkan berita propoganda, menyatakan, Pangkalan Brandan telah dikuasai Sekutu.

Tepatnya 11 Agustus 1947, Mayor Nazaruddin selaku Komandan Batalion Pengawal Kereta Api dan Tambang Minyak (TPKA dan TM) dan Plaastslijk Militer Comandant (PMC) bersama satu kompi dari batalion pimpinan Letnan Ahyar dan laskar rakyat gabungan pimpinan Ahib Lubis, mengeluarkan maklumat yang ditujukan kepada seluruh penduduk untuk meninggalkan Pangkalan Brandan randan paling lambat 12 Agustus 1947.

Kemudian jembatan diruas Jalinsum di Desa Securai diputuskan untuk menghambat lajunya tentara sekutu.

Saat itu, banyak rakyat mengungsi dan PMC di Brandan mempersiapkan mengurusi pengungsian untuk evakuasi dipimpin Patih Sutan Naposo Parlindungan.

Sekitar pukul 03.00 WIB di tanggal 13 Agustus 1947 bumi hangus Brandan dimulai dengan membakar tanki-tanki besar berisi crude ail, pondasi penyulingan, dan gedung-gedung perusahaan tambang minyak. Api membumbung tinggi. Waktu subuh pun terlihat seperti siang hari. Sangking terangnya cahaya kebakaran.

Itulah sekelumit sejarah Brandan Bumi Hangus, yang diperingati setiap 13 Agustus.  Dengan menggelar napak tilas dan dokumenter, serta pertunjukan drama kolosal sekilas peristiwa pembumi hangusan Pangkalan Brandan di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. (bbs)

Tags

Posting Komentar