Kronologi Herawati Manurung Menghembuskan Nafas Terakhir, Usai Dirawat 11 Hari
MEDAN - Herawati Menurung (51), korban kecelakaan antara mobil Toyota Rush vs kereta api di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang pada 21 Juli lalu, mengembuskan napas terakhir.
Ia meninggal pada pukul 06:30 WIB setelah mendapat perawatan selama 11 hari usai kejadian.
Kabar meninggalnya Herawati Manurung disampaikan oleh tetangganya, Edward Manik, Kamis (1/8/2024).
Dengan begitu, total 7 orang sekeluarga meninggal dunia dalam insiden laka maut mobil Toyota Rush BK 1496 MAA vs Kereta Api di perlintasan kereta tanpa palang di perbatasan Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam dengan Desa Sumberejo Kecamatan Pagar Merbau.
Herawati merupakan istri dari Ramses Manullang, sekaligus ibu dari 5 korban lainnya.
"Iya, meninggal sekitar 06:30 WIB pagi tadi. Jenazah masih di jalan. Dia mengalami luka parah," kata Edward Manik, Kamis (1/8/2024).
Edward menjelaskan, jenazah Herawati akan disemayamkan dulu ke rumah duka, lalu dimakamkan di Desa Huta Gurgur, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.
"Jenazah dibawa ke rumah duka, setelah itu baru dibawa atau dimakamkan di Humbang Hasundutan,” ujarnya.
Berikut identitas tujuh korban meninggal:
1. Ramses Manullang (52)
2. Herawati Manurung (51/istri Ramses)
3. Gabriela Manullang (28/anak)
4. Sarah Manullang (26/anak)
5. Yohanes Manullang (24/anak)
6. David Manullang (22/anak)
7. Niko Manullang (20/anak).
Diberitakan sebelumnya, saat terjadinya kecelakaan, Herawati Manurung sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sari Mutiara Lubuk Pakam.
Sehari kemudian, kondisi Herawati mengalami kritis sehingga dirujuk ke RSUP Adam Malik, Medan.
"Tadi pagi kami bawa ke rumah sakit Adam Malik. Masih sekarat dia, sebenarnya mulai dari tadi malam mau dibawa cuma belum ada ruangan ini baru tadi pagi dapat ruangan makanya dibawa ke sana," ujar P Manurung, keluarga korban.
Ia menyebutkan kalau Herawati sudah mengetahui kecelakaan itu menewaskan suami dan 5 anak-anaknya.
"Iya sudah tau dia ninggal (suami dan anak-anaknya). Makanya itulah kita kasih penghiburan sama dia," kata P Manurung.
Kronologi
Kecelakaan maut yang merenggut korban jiwa 7 orang sekeluarga ini terjadi pada 21 Juli lalu sekira pukul 12:30 WIB.
Mobil yang ditumpangi para korban baru sekitar 1 menit keluar dari rumahnya yang berada di Desa Sumberjo, Kecamatan Pagar Merbau.
Setibanya di perlintasan kereta api tanpa palang pintu, mobil Rush yang ditumpangi Ramses Manullang dan keluarganya tertabrak kereta api yang melintas dari arah Labuhan Batu menuju Medan.
Pintu perlintasan kereta api tanpa palang pintu yang mereka lewati hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah.
Mobil yang mereka tumpangi masuk ke area persawahan. Saat itu Ramses sempat terjepit di dalam mobil dan menjadi korban terakhir yang dievakuasi.
Sedangkan Herawati dan lima anaknya terpental ke luar mobil dan masuk ke area persawahan.
Suminah, tetangga korban, menceritakan Ramses dan istrinya berencana membawa anak-anaknya untuk jalan-jalan ke Medan.
Dua anak Ramses ketika itu baru pulang lantaran libur kuliah. David selama ini kuliah di Jogja, sementara Yohanes kuliah di Jambi.
Keduanya baru tiba di rumah pada Jumat, atau dua hari sebelum kejadian nahas tersebut.
“Mereka katanya mau ke Medan tadi karena anaknya si David dan Yohanes itu baru datang. Mau bawa jalan-jalan anaknya inilah ke Medan karena baru sampai. Mamaknya ini (Herawati Manurung) baru pulang dari Jambi jemput anaknya karena katanya libur kuliah," kata Suminah, Minggu (21/7/2024).
Putri Bungsu Tinggal di Rumah
Ramses Manullang dan Herawati Manurung diketahui memiliki enam orang anak.
Saat kejadian, putri bungsunya bernama Setia Manullang tidak ikut dalam perjalanan ke Medan.
Jhon Nainggolan, tetangga korban, menyebut Setia Manullang saat itu sedang tidur. Dia ditinggal di rumah bersama bibi (namboru) dan sepupunya.
“Mereka katanya mau pergi jalan-jalan ke Medan setelah ibadah dan pulang dari gereja. Hanya satu anaknya yang kecil di dalam rumah," kata Jhon Nainggolan.
Warga Dusun Srimulya B, Desa Sumberjo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menyebutkan jika satu keluarga yang tewas dalam peristiwa kecelakaan ditabrak kereta api, pada Minggu kemarin, dikenal cukup baik.
Meski merupakan pendatang, namun keluarga Ramses Manullang dikenal tetangga guyup dengan tetangganya. Para tetangganya pun banyak yang berdatangan ke rumah mereka setelah dengar kabar duka.
"Paling baru sekitar 4 tahun memang mereka di sini tapi sama kami ya baik kali lah. Ramah orangnya. Kami suku batak dan Jawa di sini akrab semua," ujar Suminah.
Ia mengatakan Ramses Manullang dan Herawati Manurung punya usaha menjual barang-barang perabotan rumah tangga di Plaza Deli Mas Lubuk Pakam.
Mereka juga dikenal sering membantu warga untuk membeli barang dengan mencicil. (trb)
Posting Komentar