Asal Usul Pajak USU, Tempat Belanja Murah Idola Mahasiswa
Pajak USU (Universitas Sumatera Utara) berawal dari pedagang kaki lima di sekitaran Pintu Sumber USU. Di tahun 2000, kawasan ini dipenuhi pedagang alat tulis dan macho (majalah choyak), sebutan untuk majalah yang sudah dikoyak covernya karena tidak laku atau return.
Karena kerap menyebabkan kemacetan, pada tahun 2001, disiapkan lokasi di trotoar depan Fakultas Hukum dan Fakultas Seni. Di sini, sudah mulai bermunculan pedagang kuliner.
Banyaknya pembeli membuat pedagang semakin berdatangkan. Akhirnya dibukalah pajak di belakang Fakultas Hukum. Di bawah pohon-pohon sawit.
Nggak tanggung, pajak ini bisa menampung ratusan kios. Jenis dagangan pun makin beragam. Tidak hanya alat tulis, majalah bekas dan kuliner. Melainkan sudah merambah ke alat elektronik, DVD hingga pakaian.
Harganya yang murah membuat pelanggan yang datang tidak hanya berasal dari mahasiswa USU. Tapi juga dari warga secara umum.
Pada 2010, Pajak USU terbakar. Dan lokasinya sudah tidak diizinkan untuk dibangun pajak lagi.
Para pedagang pun keluar dari kawasan USU untuk kemudian membuat beberapa titik pajak di Jalan Letjen Jamin Ginting dan Jalan Dr Mansyur.
Meski tidak di dalam kampus lagi, namun nama Pajak USU masih digunakan. Dan dari pengamatan baru-baru ini, kondisi di beberapa pajus masih terpantau ramai. (fm)
Posting Komentar