News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sejarah Kelam Penjara Jalan Gandhi Medan, Masuk Gemuk, Keluar Tinggal Tulang

Sejarah Kelam Penjara Jalan Gandhi Medan, Masuk Gemuk, Keluar Tinggal Tulang

Bangunan tinggi berwarna hijau, bekas lokasi penjara di Jalan Gandhi yang terkenal sadis.


Kalau abang masuk Jalang Gandhi

Badan Abang habis dipukuli

Pulang-pulang tinggal holiholi (tengkorak)

Potongan lirik lagu berjudul Abang Pareman itu mungkin masih akrab di telinga sebagian warga Medan.

Kenangan kelam Jalan Gandhi telah menjadi ingatan sejarah atas penahanan para anggota PKI atau yang dituduh PKI di Medan, Sumatera Utara.

Nah, kabarnya penjara atau tempat penyiksaan di Jalan Gandhi ini sudah berubah menjadi sebuah gedung yayasan suatu komunitas etnis Tionghoa.

Kini Jalan Gandhi tampak ramai. Area tersebut juga dipadati oleh ruko-ruko.

Pada masa dulu, Jalan Gandhi Medan ini akan ditutup portal pada sore hari dan akan kembali dibuka pada ke-esokan harinya.

Seorang warga, Indri mengenang masa-masa dulu saat dirinya mendengar cerita dari sang ayah tentang kelamnya Jalan Ghandi tersebut.

"Penjara Gandhi ini masih beroperasi sampai masa Presiden Soeharto. Tetangga saya tahun 1983 masih ditahan di situ sekitar 1 tahun. Dulu itu penjara paling sadis penyiksaannya, kalau masuk situ habis disiksa seluruh badan, ada bak air tapi airnya bau kali dengan segala macam kotoran, para tahanan direndam di situ," tutur Indri.

Neraka bagi para tahanan 

Dikutip dari buku Pengakuan Algojo Tahun 1965 terbitan Tempo, rumah tahanan berlantai dua ini dikenal sebagai neraka bagi para tahanan. Meski rumah tahanan itu sudah berganti rupa, tapi bagi tahanan yang keluar dengan selamat, Jalan Gandhi tetap menyisakan kisah pilu.

"Dulu di situlah saya disekap dan menjalani siksaan," kata Astaman Hasibuan, yang dituduh terlibat PKI.

Cerita Astaman berawal setelah peristiwa 30 September 1965. Di Sumatera Utara, Pelaksana Khusus Daerah Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Laksusda Kopkamtib) mengambil alih sekolah dasar milik Badan Kewarganegaraan Permusjawaratan Indonesia (Baperki), organisasi warga etnis Tionghoa yang dituduh menjadi pendukung PKI, itu.

Di sinilah para pesakitan yang dicap antek komunis menjalani interogasi. Seusai interogasi, sebagian dikirim ke pusat tahanan lainnya, sisanya menetap menjalani hari-hari panjang. Di lantai satu berkumpul sekitar 1.800 tahanan, dan lantai dua ruang berkumpul petugas. Selama interogasi para tahanan disiksa dan dimasukkan ke toilet penuh tinja dan tidur di sana.

Gandhi bahkan lebih ganas bagi anggota TNI yang dituduh simpatisan PKI. Bintara yang bertugas di bagian logistik Angkatan Darat. Mantan tahanan bercerita, seorang perwira yang dituduh PKI, diikat dan mendekam tiga tahun di WC. Dan tidur di atas tinja. (bbs)

Tags

Posting Komentar