News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Begini Isi Debat Massa Cipayung Plus Vs Bobby Nasution saat Aksi Unjuk Rasa di Depan Kantor Wali kota Medan

Begini Isi Debat Massa Cipayung Plus Vs Bobby Nasution saat Aksi Unjuk Rasa di Depan Kantor Wali kota Medan


MEDAN - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Medan, Senin (29/7/2024)

Puluhan mahasiswa Cipayung Plus yang terdiri dari GMMI, Himmah, Kammi dan PMII menilai kinerja Wali Kota Medan Bobby Nasution yang tidak beres.

Aksi tersebut berlangsung selama 4 jam. Dimana dalam aksi itu, Bobby menjawab semua pertanyaan dan tuntutan yang dilayangkan mahasiswa.

Dalam aksi itu, terlihat Wali Kota Medan Bobby Nasution terlihat wajahnya mengetat. Sebab banyak mahasiswa yang mempertanyakan soal mangkraknya proyek di Pemko Medan.

Namun, dalam aksi itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution membantah sejumlah proyek di Pemko Medan mangkrak.

"Mangkrak dari mana, itu semua sedang lagi dikerjakan. Tenggat waktu seluruh proyek selesai di akhir tahun ini," ucapnya.

Tersulut emosi, Wali Kota Medan menyuruh mahasiswa untuk demo di Kapolrestabes Medan.

"Jadi mau kau, kami suruh tetap demo ke Kapolrestabes. Aku udah bilang tadi, kalau kau gak terima gak apa-apa. Aku udah bilang tadi, di ranah kami, ranah Pemko, itu ketika uang dikembalikan, dan laporan sudah masuk tentang itu selesai. Karena yang kami ambil tidak ada kerugian negara,"jelasnya.

Mendengar jawaban itu, mahasiswa itu kembali mempertegas, bahwa proyek lampu pocong itu tetap rugi.

"Rugilah bang. Kan sudah dibangun," ucap mahasiswa tersebut.

Bobby pun kembali emosi mendengar mahasiswa tersebut.

"Kau anak hukum bukan sih. Rugi kek mana. Kerugian ini kerugian uang loh," ucapnya.

Namun mahasiswa itu mengotot, bahwa ada kerugian waktu atas proyek lampu pocong itu.

"Itu kan ada kerugian waktu," Jelasnya.

Atas jawaban tersebut, Bobby langsung mengucap istighfar. 

"Astagfirullah, aku bilang kerugian itu, kerugian uang loh dah itu sudah dibayar. Jadinya selesai," terangnya.

Selain lampu pocong, yang menjadi tuntutan massa yakni, penanganan banjir rob yang tidak terlaksana dan aksi begal masih marak terjadi di Kota Medan.

“Masalah penanganan banjir rob sudah kami lakukan dengan cara membangun tembok. Tapi, warga menolak. Bahkan, mereka mengajukan syarat. Bukan tidak tuntas. Tapi, warga sekitar menolak,” ungkap Bobby.

Begitu juga dalam mengatasi masalah begal di Kota Medan. Pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Mulai dari kolaborasi dengan forkopimda dan juga pemasangan CCTV di wilayah Kota Medan yang bisa dipantai melalui ATCS.

Bahkan, kejadian aksi begal yang dicontohkan mahasiswa tidak tepat. Sebab, peristiwa itu terjadi di kawasan Deliserdang yakni, kawasan Jalan Pancing.

“Itu bukan kejadian di Kota Medan. Ada 7 kawasan Deliserdang yang masuk wilayah hukum Polrestabes Medan. Kalau yang disampaikan tadi itu di luar Kota Medan dan tentunya bukan tanggung jawab saya. Pahami dulu wilayah Kota Medan. Kalau wilayah Kota Medan, saya siap bertanggung jawab dan koordinasi terus dengan Forkopimda mengatasinya,” ungkapnya.

Terkait dengan masalah begal ini, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy Jhon yang bersama Bobby ikut menerima para mahasiswa angkat bicara. Dirinya menjelaskan, persoalan begal yang terjadi di wilayah hukumnya adalah tanggung jawabnya. “Masalah begal yang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Medan tanggung jawab saya. Saya terus berkolaborasi dengan Forkopimda. Kami tetap reaksi cepat dalam merespon bila terjadi begal,” katanya.

Usai berdebat selama empat jam itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution pun izin pamit meninggalkan para mahasiswa.

Sementara itu, ketua koordinasi Cipayung Plus, Muhammad Amin mengatakan, ada beberapa tuntutan yang disampaikannya ke Wali Kota Medan.

Adapun beberapa tuntutannya itu, diantaranya Wali Kota Medan Bobby Nasution dinilai mengingkari janji kampanyenya.

"Pak Wali juga gagal sebagai pemimpin Wali Kota. Untuk itu kami meminta, DPRD Medan memanggil Wali Kota atas carut marutnya pembangunan," jelasnya.

Amin mengatakan, pihaknya meminta Polrestabes dan Kejari Medan untuk memanggil dan memeriksa Pokja, PKK, dan kontraktor atas dugaan tindak pidana korupsi.

"Terimakasih pak Wali sudah mau bertemu dan mendengar aspirasi kami," jelasnya.

Usai aksi tersebut, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku, menerima sebagian kritikan dari mahasiswa.

"Ya enggak apa-apa aksi dari teman-teman mahasiswa, sebagian kita terima. Yang namanya aksi kita terima. Cuman ada beberapa yang memang kita ingin ajak langsung masyarakat untuk menyaksikan sebagian program di lapangan," ucapnya. (trb)

Tags

Posting Komentar