News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Angkernya Eks RS Kusta Sicanang, Kuntilanak, Benda Gaib Hingga Makan Korban Pejabat

Angkernya Eks RS Kusta Sicanang, Kuntilanak, Benda Gaib Hingga Makan Korban Pejabat


Medan - Penampakan eks Rumah Sakit (RS) Kusta Sicanang, Belawan kini bak gedung berhantu. Bahkan, beberapa masyarakat mengaitkan gedung tua itu dengan hal-hal mistis.

Berdasarkan cerita masyarakat, Pulau Sicanang, Medan Belawan ini dulunya terasingkan dan terisolasi dari pemukiman masyarakat. Bahkan, beberapa di antaranya menyebutnya sebagai kampung kusta.

Bagi anda yang ingin melihat secara langsung, lokasinya tak terlalu jauh dari pertigaan Jalan Yos Sudarso dan Jalan Pulau Sicanang, sekitar lima menit menuju lokasi.

Tepat di pinggir jalan, tampak sebuah gedung bercat putih mengelupas, tertulis Serbaguna. Tampaknya, bangunan ini dulu menjadi aula umum RS Kusta Sicanang.

Pintu ruangan dalam kondisi terkunci dengan teralis besi. Saat diintip dari luar, kondisi aula yang cukup lebar tampak terbengkalai. Atap bolong dan kotor menambah kesan angker ruangan tersebut.

Selain itu, di sekitar bangunan eks RS Kusta Sicanang itu dikelilingi semak belukar dan kubangan air yang menimbulkan kesan kumuh bekas RS pasien kusta di Medan.

Selain gedung serbaguna, bangunan eks RS Kusta Sicanang yang masih berdiri adalah gedung radiologi dan gedung ruang inap. Sisanya, hanya tersisa puing-puing pondasi bangunan yang tampak lapuk yang diketahui sebagai ruangan tempat pembuatan kaki palsu.

Dari kejauhan, lampu ruang rawat inap pasien tampak hidup. Ternyata, ruangan RS yang masih berdiri dimanfaatkan pasien penyitas kusta sebagai tempat tinggal.


Penampakan Kuntilanak

"Rumah sakit ini udah enggak beroperasi lagi. Kalau gedung di ujung itu ada yang tinggal, pasien kusta dulu," ungkap warga sekitar Amri seperti dikutip dari detikSumut.

Amri lahir dan besar di Pulau Sicanang Belawan ini. Ia pun mengenang kondisi RS Kusta Sicanang saat dirinya duduk di bangku SD pada tahun sekitar 1993-1994 silam.

Amri bercerita bahwa dulunya area RS Kusta Sicanang ini dihindari oleh masyarakat luar Pulang Sicanang. Lantaran, stigma masyarakat terkait penyakit kusta yang menular.

Tak hanya menjadi tempat yang terkucil saat itu, Amri juga bercerita sempat ada hal-hal mistis yang dialami oleh warga sekitar saat RS Kusta Sicanang ini saat masih beroperasi.

"Kalau dulu itu ada kayu (pohon) mati, kalau mamak-mamak dulu sering nampak. Dulu kan antre ambil air jam-jam 02.00 pagi untuk gantian pakai pompa yang di tekongan dekat kayu mati itu. Sering nampak katanya mereka wujud kuntilanak," ujar Amri.

Begitupun ketika RS Kusta Sicanang ini sudah tak lagi beroperasi. Amri bercerita beberapa tahun lalu, kreator konten YouTube dari Pulau Jawa datang untuk membuat konten.

"Ada juga yang datang untuk uka-uka (uji nyali) ke dalam gedung. Mereka datang dari Jawa sana, pulangnya itu sampai jam 04.00 pagi, mereka masuk ke kamar mayat sampai ruang operasi. Mereka cari benda-benda pusaka gaib, nampak memang barang itu. Ada cambuk satu meter, ada juga yang keris pendek," tuturnya.

"Saya percaya enggak percaya, waktu itu saya ikut mereka uji nyali. Saya memang enggak dinampakkan, tapi teman saya nampak, dibukakan mata batinnya. Jadi kawan saya masuk, selang lima menit minta tolong enggak sanggup. Katanya nampak makhluk kecil rambutnya panjang sambil merangkak di lantai," lanjutnya.

Namun, hal gaib tersebut tak serta-merta melekat dari bangunan ini. Ia bercerita bahwa RS Kusta Sicanang ini begitu banyak membantu warga Pulau Sicanang yang banyak mengalami penyakit kusta.

Hal tersebut ia rasakan saat nenek dan ayahnya sendiri yang juga menjadi penyitas kusta. Sehingga, keduanya harus berobat ke RS Kusta Sicanang tanpa dikenakan biaya alias gratis.


Peranan Penting RS Kusta Sicanang 

Rumah Sakit Kusta Sicanang Belawan pada tahun 1914-1970 digunakan sebagai tempat penampungan dan pengasingan bagi pasien kusta (leprosarium) dengan lahan seluas 1000 ha.

Dikutip dari jurnal skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Saat itu, RS Kusta Sicanang dikelola oleh Yayasan Bala Keselamatan (The Salvation Army). Namun pada tahun 1970, RS Kusta Sicanang dikelola oleh Dinkes Tingkat I Sumut.

Kemudian pada tahun 1982, Pemprov Sumut mengeluarkan SK dengan membentuk susunan UPT. Sehingga, saat itu RS Kusta Sicanang beralih dari Leprosarium menjadi UPT. Kemudian, RS Kusta Sicanang dialihkan dari Departemen Kesehatan ke Departemen Sosial.

Berdasarkan penelitian Posmaria Naibaho dikutip dari jurnal skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, ada sekitar 108 penderita kusta yang berada di RS Kusta Sicanang, dengan 61 persen laki-laki dan 38,9 persen perempuan.

Pada saat itu, aktivitas yang dilakukan di RS Kusta Sicanang Belawan seperti rawat jalan, rawat inap, bedah cacat luka, perawatan luka, perawatan mata, fisioterapi, ortotik prostetik, okupasi terapi, rehabilitasi lapangan, laboratorium, radiologi, hingga farmasi.

Namun, sudah bertahun-tahun RS Kusta Sicanang Belawan tak lagi beroperasi. Bahkan, berdasarkan informasi yang dihimpun, ternyata pejabat di RS tersebut sempat tersandung kasus hukum.


'Keangkeran' RS Kusta Sicanang Banyak Makan 'Korban' Pejabat

Perlu disimak dengan baik, angker dalam tanda kutip kali ini bukan membahas tentang hal mistis. Melainkan terkait perilaku pejabat yang nekat korupsi dan akhirnya masuk bui.

Dikutip dari detikNews, Kepala RS Kusta Sicanang Belawan Idris Lubis tersandung kasus terkait korupsi anggaran pengadaan bahan makanan dan minuman pasien RS Kusta Sicanang tahun 1994-1995.

Pada saat itu, RS Kusta Sicanang mendapat bantuan APBD Medan sebesar Rp 242 juta untuk anggaran makan pasien. Namun, Rp 86 juta tidak sampai ke pihak katering, melainkan ke kantong Idris.

Pada tahun 1999, Idris pun ditahan di rutan namun kembali diubah menjadi tahanan kota. Kemudian pada Juli 2000, Idris dibebaskan oleh PN Medan. Pada tahun yang sama, Jaksa mengajukan kasasi hingga 16 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2016, MA menganulir keputusan PN Medan dan Idris divonis empat tahun penjara dengan denda Rp 30 juta.

Permasalahan RS Kusta Sicanang Belawan semakin kusut dengan bantuan pokok kepada penderita kusta yang sempat terhenti pada tahun 2014 lalu.

Bahkan, pada tahun 2022 lalu, Kepala Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial eks Kusta Sicanang pada Dinsos di Sicanang dan Dirut CV Gideon Sakti Andreas Sihite juga tersandung kasus pengadaan makanan dan minuman untuk penderita Kusta tahun anggaran 2018-2019 dengan kerugian hingga Ratusan Juta Rupiah. (dtk)

Tags

Posting Komentar