Detik-detik Penumpang Citilink Panik saat Pramugari Bertanya, "Ada yang bisa menerbangkan pesawat ini?"
Pesawat Citilink Q-307 rute Surabaya-Makassar mendarat darurat di Bandara Juanda, Surabaya, karena sang pilot mengalami sakit. Salah seorang penumpang mengungkap cerita menegangkan saat awak kabin mengabarkan kondisi darurat ini.
Cerita menegangkan ini salah satunya diungkap oleh Wine lewat akun Twitternya, @penikmattkata, Jumat (22/7/2022).
Wine bercerita bahwa ia merupakan salah satu penumpang pesawat Citilink Q-307 rute Surabaya-Makassar. Wine saat itu bersama dengan istrinya dan kedua mertuanya berangkat dari Surabaya pada 21 Juli 2022.
Wine baru saja melaksanakan akad nikah. Ia dan istrinya duduk di nomor kursi 24D & 24C. Sedangkan kedua mertuanya duduk di 24B & 24A. Menurutnya, saat itu semuanya berjalan normal. Bahkan proses take off lancar tanpa kendala.
"Awalnya semua berjalan dengan normal, cuaca nampak bersahabat, saat take off pun lancar tanpa kendala berarti," kata Wine dalam cuitannya.
Namun, situasi kemudian mulai berubah saat pramugari bertanya kepada penumpang soal 'apakah ada yang berprofesi sebagai dokter atau perawat?'. Para penumpang mulai bertanya-tanya.
"Tetapi setelah beberapa menit di udara, tiba-tiba pramugari bertanya kepada penumpang, 'Apakah ada dokter atau perawat yang ada di dalam penerbangan ini?' Setelah beberapa saat kebetulan ada dokter yang ikut dalam penerbangan ini, dalam benak kami para penumpang bertanya-tanya," tuturnya.
"Ada apa? Apa yang terjadi? Salah seorang penumpang berkata 'biasanya ada yang mau melahirkan sampai dipanggil untuk bantuan medis', karena belum tahu apa yang sedang terjadi, kita terus bertanya entah apa yang sedang terjadi, siapa yang sakit atau seperti apa keadaannya," lanjutnya.
Dia menggambarkan keadaan pesawat berubah saat pemberitahuan tersebut. Pesawat seperti terbang rendah dan hanya berputar-putar di atas air. Situasi semakin menegangkan saat pramugari bertanya soal 'apakah ada pilot yang bisa menerbangkan pesawat?'.
"APAKAH ADA PILOT YANG TAHU MENERBANGKAN PESAWAT JENIS ITU (saya lupa persisnya jenis apa) seketika semua orang mulai menunjukkan wajah panik dan berkaca-kaca, saya memandang istri saya, dan bertanya kepada saya, ini nggak kenapa-kenapa kan? Bapak dan ibu mertua juga ikut panik," ungkapnya.
Situasi ini membuat para penumpang mulai saling menggenggam tangan. Mereka juga berdoa agar diberi keselamatan.
"Semua mulai saling menggenggam tangan, sembari berdoa akan keselamatan dari Yang Maha Esa, saya juga berdoa, melihat tangan saya yang baru diikat cincin pernikahan, pikiran nggak karuan, panik, takut, juga pikiran mau mati datang menyerbu, kemudian saya lihat istri saya yang matanya mulai meneteskan air mata, saya cuma bisa bilang 'nggak kenapa-kenapa sayang, insyaallah kita selamat amin, sholawatan ya,'" ujarnya.
"Sambil saya juga bersholawat, memohon doa, di balik bising ya pesawat terdengar suara zikir, doa yang tak henti-hentinya terucap," lanjutnya.
Meskipun situasinya menegangkan, Wine mengatakan tidak ada teriakan histeris. Semua menunggu kepastian dengan doa dan harapan.
"Tetapi tidak ada teriakan histeris dari penumpang, semuanya menunggu kepastian di iringi doa serta harapan, pada saat itu, pesawat masih berputar di atas perairan Madura, kami sesekali bertanya kepada pramugari, 'Mbak gimana keadaannya? 'Yang bisa kami informasikan pilotnya sakit'," ungkapnya.
Sembari berdoa, momen menegangkan ini akhirnya mulai terlewati. Mereka akhirnya bisa mendarat di Bandara Juanda, Surabaya.
"Saya dan istri saya berpegangan tangan, berharap semua akan segera baik-baik saja, hingga waktunya mendarat, entah seperti apa situasi di dalam kokpit, kami terus berharap keselamatan, hingga kami pun mendarat dengan aman di Bandara Juanda Surabaya," kata Wine.
Pendaratan ini pun disambut dengan tepuk tangan meriah dari para penumpang. Mereka bertepuk tangan untuk menyemangati para awak kabin yang akhirnya bisa melakukan pendaratan dengan selamat. Suasana seketika menjadi haru. Wine bahkan sampai menangis.
"Ketika mendarat kita semua bertepuk tangan memberikan semangat kepada awak kabin yang telah mendaratkan kita semua dengan selamat, perasaan haru, hingga saya seketika mengeluarkan air mata dan memeluk istri saya...," ujarnya.
Kronologi Pendaratan Darurat Pesawat Citilink
Sebelumnya, Dirut PT Citilink Indonesia Dewa Kadek Rai menjelaskan kronologi pendaratan darurat ini. Pesawat Citilink itu lepas landas sesuai jadwal pada Kamis (21/7) pada pukul 06.00 WIB dari Bandara Juanda.
Namun, 15 menit terbang, kesehatan pilot menurun. Lalu diputuskan pesawat tersebut mendarat darurat pukul 07.00 WIB di Bandara Juanda.
"Petugas darat bersama seluruh stakeholders di Bandara Juanda Surabaya telah mempersiapkan prosedur penanganan evakuasi darurat kesehatan dengan sangat cepat dan baik, dan pilot telah ditangani oleh pihak dokter di rumah sakit terdekat," imbuh Kadek.
Petugas Citilink Indonesia di Surabaya memberikan penjelasan kepada para penumpang terkait pendaratan darurat. Lalu, Citilink Indonesia melakukan penggantian pesawat serta seluruh kru dan pesawat tersebut diterbangkan kembali pada pukul 10.46 WIB.
Pilot Meninggal Dunia
Penanganan terhadap pilot dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Namun, nyawanya tidak tertolong.
"Adapun berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dari pihak rumah sakit setempat, disampaikan bahwa pilot kami dinyatakan telah meninggal dunia," tutur Kadek.
"Kami manajemen Citilink mengucapkan turut belasungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian pilot kami, yang selama ini dikenal sangat baik dan memiliki dedikasi yang tinggi selama bertugas serta kami mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang terjadi," lanjutnya.
(rdp/tor)
Posting Komentar