Politikus Anti Islam : Indonesia Harus Minta Maaf atas Kekerasan Terhadap Serdadu Belanda!
UNTUK ke sekian kalinya pemerintah Kerajaan Belanda memohon maaf atas kekejaman yang telah dilakukan militer Belanda terhadap rakyat Indonesia pada periode 1945-1949.
Kali ini yang meminta maaf adalah tidak kurang dari Perdana Menteri Kerajaan Belanda, Mark Rutte.
Rutte mengakui Belanda telah melakukan “kekerasan berlebihan”. Tentu saja permintaan maaf PM Belanda disambut positif oleh bangsa Indonesia.
Di sisi lain ternyata permintaan maaf PM Belanda membuat pimpinan partai Kemerdekaan (Partij voor de Frijheid) sayap kanan garis keras, Geert Wilders meradang.
Pimpinan partai oposisi kerajaan Belanda yang pernah berniat melarang Al-Quran di Belanda ini malah terbalik menuntut agar yang minta maaf justru Indonesia atas kekerasan yang dilakukan terhadap serdadu Belanda serta warga Hindia-Belanda yang pro Belanda di Indonesia.
Geert Wilders tidak sendirian dalam berpendapat bahwa Indonesia wajib minta maaf terhadap kekerasan yang dilakukan terhadap Belanda di masa lalu.
Cukup banyak warga Belanda sampai kini masih antikemerdekaan Indonesia. Mereka semua lupa bahwa Belanda adalah kaum penjajah yang keberatan melepas Hindia-Belanda sebagai jajahan Belanda.
Dengan mata di kepala sendiri saya sempat menyaksikan bahwa warga Indonesia yang memilih pindah ke Belanda, sebab memang lebih pro Belanda ketimbang Indonesia mengganggap bahwa kawasan yang disebut oleh Belanda sebagai Hindia-Belanda memang hak-milik Belanda.
Maka Belanda berhak untuk mempertahankan tanah jajahan, bahkan kalau perlu dengan melakukan kekerasan terhadap warga Indonesia yang ingin merdeka.
Westerling yang dianggap monster oleh Indonesia ternyata di Belanda dielu-elukan sebagai pahlawan nasional kerajaan Belanda yang sempat memperoleh anugerah bintang jasa dari Ratu Belanda.
Kebencian Belanda terhadap Indonesia Merdeka diwariskan sampai ke generasi masa kini.
Berulang kali ketika makan di Chinees-Indische restoran di Belanda saya memperoleh pelayanan secara kasar setelah diketahui bahwa saya warga Indonesia.
Di Belanda masa kini masih banyak anak-muda Neo Nazi yang sepaham dengan Geerd Wilders dalam hal Islamofobia, maka juga Indonesiafobia sebab Indonesia memang negara dengan mayoritas umat Islam terbesar di dunia.
Maka mereka yang mengaku diri sebagai Federatie Indische Nederlandse melaporkan sang tokoh sejarawan Indonesia Bonnie Triyana ke polisi Belanda.
Bonnie mencoba meluruskan sejarah kemerdekaan Indonesia yang dibengkokkan oleh para pembenci Indonesia.
Meski Kejaksaan Agung Belanda telah menolak pemolisian Bonnie Triyana, namun tampaknya para pelapor masih belum mau menyerah sebab sesumbar akan naik banding yang tentu saja didukung sepenuhnya oleh Geert Wilders.
Sayang, Federatie Indische Nederandse mau pun Geert Wilders mengungkapkan ujar kebencian terhadap Indonesia di negeri Belanda, maka secara hukum saya tidak berhak balas dendam dengan melaporkan mereka ke polisi Indonesia di Indonesia.
(Jaya Suprana)
Posting Komentar