Gubsu : Banyak Warga Sumut Tak Percaya Covid-19, Warganet : Terutama Orang Marelan, Mabar dan Tembung ya Pak...
Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di 20 provinsi di Indonesia, salah satunya Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih rendah.
Hal itu menjadi alasan masih tingginya lonjakan angka kasus Covid-19 di Indonesia.
Adapun standar kepatuhan protokol kesehatan (Prokes), menurut Satgas Penanganan Covid-19 adalah sebesar 85 persen.
Namun Satgas Penanganan Covid-19 mencatat dalam sepekan terakhir, Sumut memiliki standar kepatuhan prokes rata-rata berada di bawah 85 persen, bersama 19 provinsi lainnya.
Ada pun tingkat kepatuhan terhadap prokes itu diterjemahkan menjadi tingkat kepatuhan memakai masker, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengakui, tingkat kepatuhan masyarakat di daerah yang dipimpinnya masih sangat rendah.
Menurutnya, ia masih sering menjumpai warga yang tak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.
"Masih banyak yang abai. Kita lihat di pasar-pasar tradisional sama sekali mengabaikan. Paling 15-20 persen yang menggunakan masker. Yang lain, mengabaikan,” kata Edy saat ditemui di rumah dinasnya di Medan, Rabu (7/7/2021).
Tak percaya adanya virus Corona
Menurut dia, masih banyaknya masyarakat yang tak patuh prokes karena mereka masih tidak percaya bahwa virus Corona itu ada.
"Masyarakat masih belum terlalu percaya benar bahwa Covid-19 ini ada. Karena masih ada orang yang mem-boomingkan bahwa Covid-19 itu politik, menciderai rakyat. Macam-macam. Padahal ini Covid-19 adalah virus yang membahayakan manusia," ungkap Edy.
Padahal, kata dia, pihaknya telah melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat tentang bahaya virus ini, dan bagaimana masyarakat harus beraktivitas di tengah pandemi.
Meski demikian, Pemprov Sumut sendiri telah memperpanjang pelaksanaan PPKM Mikro di 12 daerah hingga 20 Juli mendatang.
Ia pun berpesan kepada masyarakat untuk ketat menerapkan prokes.
“Tolong kepada rakyat, saya yakin dan itu benar. Gunakan masker, atur jaga jarak dengan orang lain, mencuci tangan. Jalankan 5M," kata Edy.
Pernyataan Edy Rahmayadi itu diiyakan warganet. Banyak yang menyesalkan abainya warga di Sumut, khususnya di Medan.
"Terutama orang Marelan, Mabar dan Tembung ya pak. Kayak gak ada corona di sana," tulis akun bernama Deka.
"Wkwkwkwk.... Tiap hari awak lewat di Marelan, macet coyyy. Rameee. Sampe malam," tambah Oji.
"Semoga kita sehat-sehat selalu ya pak," sambung Siska. (kmp/pm)
Posting Komentar