Awalnya Bangga Dapat Janda Cantik, Eh... Ternyata Jago Ranjang, Suami Minder Trus Minta Cerai
AWALNYA Rubikin (35) bangga bisa menikahi janda cantik, meski lebih tua darinya. Tapi ternyata Utari (39), jago banget urusan kasur, karena menang pengalaman. Rubikin yang terseok-seok mengimbangi, akhirnya malu sendiri dan memilih mundur, menceraikan istrinya. Padahal sebetulnya Utari bisa memahami kondisi suami.
Kebanyakan lelaki maunya superior dalam urusan ranjang. Dia merasa malu jika terlalu cepat menyelesaikan masalah, apa lagi jika sampai diledek istri kayak iklan TV saja, durasinya pendek banget. Makanya kalangan oversek, jika ketemu sesama manula yang dibicarakan “obat kuat” melulu. Maunya memang, meski sudah jadi anggur kolesom, tapi tetap rosa-rosa kayak Mbah Marijan.
Rubikin warga Surabaya, karena terlalu sibuk membangun karier, jadi agak terlambat memikirkan pasangan hidup. Prinsipnya waktu itu, jika karier bagus pastilah jadi idola para cewek. Ternyata nggak tuh!
Meski dia sudah sarjana, bahkan S2, dan sudah punya pekerjaan mapan, masih susah juga cari jodoh. Padahal temannya yang hanya lulusan SMA dan pekerjaannya biasa saja, begitu mudah cari istri.
Terlalu lama jadi jomblo, akhirnya keluarga mempertemukannya dengan janda cantik, Utari, yang masih keluarga juga. Menikahlah kemudian keduanya. Seperti biasanya, malam hari berikutnya berlangsung “serangan umum” non 1 Maret 1949. Jika Serangan Umum 1 Maret aslinya bisa 6 jam menduduki Yogya, serangan Rubikin boro-boro enam jam, enam menit saja nggak ada!
Karena baru pertama kali naik ranjang pengantin, Utari yang menang pengalaman sangat memaklumi kondisi suaminya. Ibarat anak SD baru belajar membaca, Rubikin baru belajar mengenal alphabet 26 huruf. Karenanya Utari tak menuntut suami harus bisa langsung lancar membaca, “Ini Budi, ini ibu Budi…..!”
Tapi tambah hari, tetap saja tak ada kemajuan, Rubikin selalu terlalu cepat menyelesaikan masalah. Dia sudah bertanya teman-temannya yang petempur, dan semua nasihatnya dijalankan. Tapi tetap saja tak menolong keadaan. Durasinya tetap seperti iklan TV hanya semenit, bahkan istri pernah meledeknya, “Kok kayak ayam to Mas?”
Gara-gara ledekan istri tersebut, mental Rubikin menjadi down dan semakin ngedrop. Ibarat main bulutangis, Utari memberikan smash-smash tajam menukik, dia hanya mengembalikan bola secara back hand saja, akhirnya jatuh kluthik……. Namun demikian istri tetap bisa memaklumi.
Tapi rupanya Rubikin yang malu sendiri. Ibarat pelajar ujian, masak harus her melulu. Maka ketimbang sampai di-DO istri, dia mendahului untuk menceraikan saja.
“Sudahlah Utari, saya terpaksa melepaskanmu. Semoga kamu dapat suami yang mampu mengimbangi hasratmu.” Kata Rubikin pada istrinya, sebagai pertanda kibarkan bendera putih.
Padahal sebetulnya Utari tak mempermasalahkan. Tapi Rubikin sudah kurang pede. Di samping itu, yang sangat dikhawatirkannya, jika nanti istri malah mencari kepuasan di luar bersama PIL. Ini kan semakin menghancurkan harga dirinya.
Maka meski istri sebetulnya tak mau diceraikan, Rubikin tetap mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama, ketika usia perkawinannya baru berjalan 6 bulan saja.
Ada “enam jam” di Yogya, ini ada “enam bulan” di Surabaya. (JPNN/ TS)
Posting Komentar