Fenomena Langka dan Menyeramkan di Danau Toba Bikin 100 Ton Ikan Mati
Misteri 100 ton ikan mati mendadak di keramba apung Danau Toba akhirnya tersingkap. Ikan-ikan itu diduga mati akibat fenomena langka yang menyeramkan. Yaitu angin kencang yang menyebabkan putaran air di bawah danau.
Informasi mengenai matinya ikan-ikan yang dipelihara warga itu menjadi perhatian Pemkab Samosir. Tim kemudian diterjunkan untuk menyelidiki penyebabnya.
"Saya perintahkan Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup untuk meneliti penyebab serta perkiraan volume," kata Pjs Bupati Samosir Lasro Marbun saat dimintai konfirmasi, Jumat (23/10/2020).
Lasro mengatakan telah memerintahkan jajaran Pemkab Samosir untuk mengangkat ikan-ikan yang mati itu lebih dulu. Dia khawatir bangkai ikan bisa mencemari air.
"Perintah saya kepada Dinas Pertanian, BPBD, Satpol PP, camat, dan kades untuk mengangkat bangkai ikan yang mati agar tidak berdampak pada lingkungan hidup. Mereka sudah melaksanakan," ucapnya.
Namun Lasro belum menjelaskan detail penyebab matinya ikan-ikan itu. Dia mengatakan ikan-ikan itu mulai mati sejak Rabu (21/10).
"Kalau tidak salah mulai hari Rabu," ujar Lasro.
Pernah Terjadi Pada 2018
Ikan-ikan mati mendadak ini rupanya bukan yang pertama. Pada 2018, setidaknya ada sekitar 180 ton ikan diperkirakan mati.
Sementara itu, pada 2015, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK saat itu, Karliansyah, mengungkapkan pernah ada pengecekan kondisi Danau Toba yang dilakukan oleh pihaknya pada 2014. Hasil penelitian itu menunjukkan danau yang jadi objek wisata itu tercemar pakan ikan.
"Jadi di Danau Toba banyak keramba apung dari perusahaan dan masyarakat adat. Dari keramba tersebut banyak pakan ikan yang terendapkan," kata Karliansyah saat berbincang, Sabtu (6/6/2015) malam.
Pakan ikan itu memiliki berbagai kandungan organik, mulai nitrogen hingga fosfor. Pengendapan itu mengakibatkan sinar matahari sulit menembus permukaan danau. Hal itu disebut membuat ikan-ikan mati.
"Limbah organik tinggi itu butuh oksigen untuk mengurai. Tanpa oksigen, ikan-ikan di sana mati," ujarnya.
Dinas Pertanian Samosir menyampaikan data sementara soal ikan-ikan mati mendadak di Danau Toba. Jumlah ikan yang mati mendadak itu diperkirakan mencapai 100 ton.
"Sementara, hasil pendataan baru terdata kurang lebih 100 ton dengan jumlah pemilik 39 KK," kata Kepala Dinas Pertanian Samosir, Viktor Sitinjak, saat dimintai konfirmasi, Jumat (23/10).
Dia mengatakan ikan-ikan yang mati itu dimasukkan ke karung lalu diangkat dari Danau Toba menggunakan alat berat. Karung berisi bangkai ikan itu kemudian dimasukkan ke truk untuk dibawa ke pembuangan.
"Ikan yang mati sesuai koordinasi Pak Camat Pangururan dikubur di Huta Tinggi. Ini sedang mencari solusinya saat diangkut truk agar dilapisi plastik supaya air yang terbawa ikan busuk tidak tercecer di jalan dan tidak menimbulkan bau busuk," ucapnya.
Pemkab Samosir mengungkap dugaan penyebab 100 ton ikan di Danau Toba mati mendadak. Ikan-ikan di keramba apung warga itu diduga mati akibat angin kencang yang memicu putaran air di Danau Toba.
"Ikan mati akibat angin kencang sehingga ada putaran air di bawah danau," kata Kepala Dinas Pertanian Samosir, Viktor Sitinjak, saat dimintai konfirmasi, Jumat (23/10).
Dia mengatakan air yang berputar itu membuat air keruh naik ke atas. Kondisi tersebut menyebabkan ikan-ikan itu kekurangan oksigen.
"Air keruh naik ke atas menerjang ikan di keramba membuat ikan susah bernafas karena kekurangan oksigen," ucapnya.
Untuk mencegah ikan yang mati terus bertambah, keramba-keramba warga digeser ke tengah danau yang airnya lebih dalam. Ikan-ikan yang mati dimasukkan ke karung lalu diangkut dengan truk untuk dikubur di Huta Tinggi. (dtk)
Posting Komentar