Tingkat Kepuasan Warga Medan Terhadap Kinerja Pemko Hanya 14%, Ini Sebabnya...
Dalam sejumlah survey, kinerja Pemko Medan senantiasa mendapatkan nilai minus dari warga Medan. Artinya, kepuasan masyarakat akan kinerja Pemko Medan masih sangat rendah.
Ada dua survey yang belakangan muncul ke permukaan. Pertama survey yang dikeluarkan Partai Gerindra.
Informasi dari Ketua DPD Gerindra Sumut Gus Irawan Pasaribu, didapati tingkat kepuasan masyarakat Kota Medan terhadap kinerja Pemko Medan sangat rendah, hanya 14%. Artinya ada 86% responden yang tak puas dengan pelayanan Pemko Medan.
Terbaru, survey dari City Research Center (CRC) yang juga menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Pemko Medan. Survey pada September 2020 ini menunjukkan sebanyak 64,25 % warga tidak puas dengan kinerja Pemko Medan.
Membaca hasil survey itu, Pengamat Ekonomi Perkotaan, Benjamin Gunawan angkat bicara. “Coba tanya saja langsung kepada masyarakat Medan, bagaimana keaadan di sekitar mereka?” ujar Benjamin kepada wartawan di Medan, Selasa (15/9/2020).
Benjamin pun menyoroti hal-hal yang tampaknya kecil di masyarakat, namun berefek besar terhadap penilaian kinerja Pemko Medan. Di antaranya, persoalan banjir yang tak teratasi hingga hari ini. Muaranya, hujan yang menyebabkan banjir berefek pada melemahnya aktivitas ekonomi masyarakat.
“Pasar tradisional yang dikelola Pemko Medan buruk, berbanding terbalik sekali yang dikelola swasta. Saya punya data, jika hujan turun di Medan, maka omset pedagang langsung turun drastis,” terangnya.
Belum lagi banjir yang senantiasa jadi momok bagi Warga Medan di sejumlah kawasan. “Infrastruktur masih jadi PR yang harus segera diselesaikan. Banjir melanda, birokrasi ribet. Masyarakat melihat hal itu langsung. Makanya, kepuasan mereka kepada Pemko Medan rendah,” lanjut Benjamin.
Kondisi itu, menurutnya merupakan kegagalan Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution yang saat ini akan maju lagi di kontestasi Pilkada Medan. “Akhyar memang punya pengalaman. Itu bisa dilihat dari sisi usia maupun kesempatan yang dimilikinya sekarang. Namun, itu justru menunjukkan sisi lemahnya dia. Sebab, Kota Medan ini bermasalah di banyak sektor,” ungkap pria jangkung ini.
Sederet persoalan di Kota Medan dipaparkan oleh fakta di lapangan yang bisa dilihat siapa saja. Tidak hanya persoalan banjir dari kondisi pasar tradisional, tetapi menurutnya birokrasi juga masih merepotkan masyarakat. Sampah, sungai yang tercemar, infrastruktur berupa jalan yang penuh lubang dan tergenang.
“Satu hal yang belum terlihat ada upaya untuk mengatasinya adalah minimnya jumlah jembatan di Medan. Padahal, jumlah sungai yang mengalir di Kota Medan banyak,” tambahnya.
Selanjutnya, dia juga mengungkap betapa premanisme menguasai lini kegiatan ekonomi, hingga hal baru yang sedang dialami, yakni penanganan pandemi Covid-19.
“Penyaluran bansos oleh Pemko Medan sampai saat ini masih jadi kendala yang tak bisa diterima masyarakat Medan,” pungkasnya. (*)
Posting Komentar