Pengakuan Haru Petugas saat Memadamkan Kebakaran Gudang Gas Siantar
Di balik kebakaran yang merenggut 5 nyawa di Jalan Penyabungan Kelurahan Timbang Galung Kecamatan Siantar Barat, terselip cerita petugas pemadam kebakaran yang menyayat perasaan.
Secara khusus kepada awak media, salahsatu petugas bercerita lirih bagaimana mereka sangat merasa bersalah atas kegagalan menyelamatkan kelima korban tewas akibat kebakaran di gudang Gas Elpiji belakang Kantor Bank Indonesia Kota Siantar tersebut.
“Kami bang, begitu dengar terjadi kebakaran anggota langsung dikerahkan ke lapangan. Gak sampainya 5 menit dengar kejadian itu bang, kami langsung tancap gas,” tutur petugas Damkar Pemko Siantar, ini ketika ditemui sehari setelah kejadian, Minggu (27/09/2020) kemarin.
Disebutkan pria ini, petugas Damkar Kota Siantar sesungguhnya selalu bekerja sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang diterapkan. Maklum, tugas Damkar sangat berkaitan dengan nyawa manusia.
Begitu dengar terjadi kebakaran di mana pun, sambungnya, petugas Damkar tidak akan melewatkan waktu sedetik pun untuk tidak segera bergegas menjalankan tugas.
“Kami tidak maunya bang, ada korban akibat kebakaran. Kami sudah semaksimal mungkin untuk membantu korban. Dan sampai ke TKP, kami langsung berupaya memadamkan api dan mendeteksi korban untuk diselematkan,” tandasnya.
Bahkan sambungnya, sampai di lokasi kejadian, mereka masih berupaya untuk membantu para korban yang terjebak di lantai dua gudang tersebut. Akan tetapi, peralatan yang tak memadai membuat upaya penyelamatan gagal dilakukan.
“Kami suruh lompat saat api membara. Kami paksa lompat dan kami siapkan tempat pendaratan aman. Tapi si korban karena panik, malah menolak seruan kami. Korban yang sudah di luar ruangan lantai dua malah kembali masuk ke dalam ruangan dan tak kelihatan lagi,” kenangnya.
Terbesit di dalam hati petugas, ingin sekali menerobos masuk dan membawa kobaran keluar dari kepungan api di lantai dua gudang itu. Namun apa daya, sarana dan prasaran yang ada tak cukup menunjang.
“Kami kekurangan alat keselamatan bagi diri kami bang. Seperti tabung oksigen, baju kebakaran, maupun bantal keselamatan. Sarana kami belum memadai bang,” sesalnya mengutarakan.
Kepada masyarakat, petugas Damkar yang sengaja tidak disebutkan identitasnya ini, berpesan. Ketika ada kebakaran, hendaklah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi petugas pemadam kebakaran.
Seperti memberikan jalan masuk mobil dan menjauh dari akses keluar masuk mobil pemadam kebakaran. Sehingga, proses dalam pemadaman dapat terlaksana dengan cepat.
Kepada para pemangku jabatan di Pemko Siantar, petugas ini juga berharap untuk segera memerhatikan kondisi kesiapan sarana prasarana milik Damkar Kota Siantar. Demi pertolongan kebakaran yang lebih maksimal.
“Beginilah memang bang. Saya pun sangat menyesali pemko kurang memperhatikan kami. Tapi kami tetap bekerja dengan hati nurani kami, dan karna itu kami mengabdikan diri untuk menjadi Pemadam Kebakaran. Kami berharap, ke depannya akan lebih diperhatikan para pemangku kebijakan kota ini. Sehingga, korban kebakaran dapat sekecil mungkin bisa dihindari,” tutupnya. (siantartoday)
Posting Komentar