Kementerian Pendidikan Izinkan Buku Bertema Gay, Warga : Ini Adalah Pencucian Otak!!!!!!
Sebuah buku anak-anak membuat heboh lantaran mengusung tema gay di dalamnya.
Buku berisi cerita tentang dua pangeran yang jatuh cinta dan menikah itu pun menuai protes dari para orang tua di negara pulau itu, karena mendapat “restu” dari Kementerian Pendidikan Taiwan.
Buku berjudul “King & King” itu asli.nya diterbitkan dalam Bahasa Belanda, mengungkap kisah seorang pangeran muda yang ditekan oleh ibunya untuk menikahi seorang putri, tetapi kemudian malah jatuh cinta dengan pangeran lain.
Parahnya, versi Bahasa China dari buku itu justru ditambahkan ke dalam daftar buku yang didistribusikan oleh Pemerintah Taiwan kepada siswa berusia 6 dan 7 tahun di negara itu mulai bulan ini. Taiwan sejak tahun lalu memang menjadi negara pertama di Asia yang mengizinkan pernikahan sesama jenis.
Skema membaca menjadi bagian dari program ekstrakurikuler di Taiwan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan minat baca di kalangan murid, namun tidak wajib diadakan di sekolah. Kendati demikian, langkah tersebut telah memicu protes massa di luar gedung Kementerian Pendidikan Taiwan, minggu ini.
“Ini adalah pencucian otak. Pemerintah sedang mencoba merongrong nilai-nilai pernikahan heteroseksual,” kata Tseng Hsien-ying, aktivis dari Koalisi untuk Kebahagiaan Generasi Masa Depan—sebuah kelompok yang menentang pernikahan sesama jenis di Taiwan.
Dia menyerukan agar buku itu segera ditarik. “Ini bakal membuat bingung anak-anak kita,” katanya kepada Reuters melalui telepon pada Jumat (11/9/2020).
Menanggapi aksi protes tersebut, Kementerian Pendidikan Taiwan melalui media sosial malah membela keputusan untuk tetap mengedarkan buku kontroversial itu. Lembaga itu berdalih, buku itu akan membantu anak-anak untuk “mengenali dan menghormati perbedaan”, dan mempromosikan masyarakat yang beragam.
Pernikahan sesama jenis dilegalkan di Taiwan pada pertengahan 2019 setelah parlemen negara itu mengesahkan undang-undangnya yang liberal. Meskipun demikian, sikap konservatif sosial sebagian besar rakyatnya masih berpengaruh dan mereka yang menentang pernikahan sesama jenis mengatakan legalitas LGBT dapat menghancurkan masyarakat dan institusi keluarga. (ins)
Posting Komentar