In Memoriam : Chairuddin Panusunan Lubis, Si Abang yang Lemah Lembut Namun Tegas
Prof. Chairuddin Panusunan Lubis, DTM&H.Sp.A(K). Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) ini dikenal dengan sikapnya yang lemah-lembut, jujur dan tegas.
Ia juga kerap menyapa mahasiswa dengan sebutan adik dan suka disapa oleh juniornya dengan sebutan abang. Dokter spesialis anak ini lahir di Kuala Tungkal, Jambi, 18 Maret 1945.
Ketika tahun 1995 dilantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI menjadi Rektor USU, usianya baru saja genap 50 tahun. Awal kemunculannya sebagai kandidat Rektor USU, banyak yang berpikir akan kemampuannya memimpin universitas sebesar USU.
Padahal banyak yang tak tahu bahwa lelaki yang sudah Guru Besar USU pada usia 45 tahun ini, punya segudang pengalaman memimpin. Ini karena pria yang ketika mahasiswa ini sudah terbiasa dengan “penderitaan” tergolong low profile. Bakat kepemimpinannya ini tentu saja, sesuai dengan nama tengahnya “Panusunan”.
Dari nama lengkapnya yang terdapat kata Panusunan (dalam bahasa Indonesia maksudnya adalah pemimpin, pengatur, penata, atau penyusun), orang yang mengerti tradisi dan budaya Tapanuli segera memahami bahwa Chairuddin kecil kelak diharapkan menjadi orang yang mampu mengurus hal-hal penting bagi masyarakatnya. Doa yang tersirat dalam nama lengkapnya itu kemudian menjadi kenyataan. Pria berperawakan tinggi 173cm dan berat 74kg yang ketika mahasiswa dikenal “jagoan” bola pimpong dan bridge ini adalah mantan aktivis organisasi kemahasiswaan.
Sejak mahasiswa, putra pensiunan perwira menengah ini sudah biasa memimpin, menyusun dan melaksanakan rencana kerja, baik dalam skala akademik maupun organisasi. Ketika masih duduk di akhir tingkat tiga, Chairuddin sudah mendapat kepercayaan sebagai asisten parasitologi di almamaternya, Fakultas Kedokteran USU. Kemudian oleh teman-temannya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FK USU, pada tahun 1970-72 dia diberi mandat sebagai Ketua Umum. Belum diwisuda sebagai dokter umum, tahun 1973-74 Chairuddin ditugaskan sebagai dosen parasitologi di FMIPA USU, waktu itu masih FIPIA. Lulus dokter umum tahun 1974.
Selang dua tahun setelah dilantik sebagai dokter umum, disamping menjadi asisten ilmu kesehatan anak (1976-80), dokter yang tamat program spesialis anak tahun 1980 ini sudah diserahi tugas sebagai Sekretaris Pendidikan Mahasiswa Bagian Ilmu Kesehatan Anak di FK USU (1976-79). Seterusnya menjadi Sekretaris Program Pendidikan Spesialis Anak (1980-83), Kepala Subbag Penyakit Infeksi (1980-90), Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak (1983-86), Kepala Unit Pelaksana Fungsional di RSU Pirngadi (1983-91), Sekretaris Tim Koordinator Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis (1990-92), Ketua Jurusan Ilmu Kedokteran Anak (sejak 1990) dan Perwakilan Corsorsiium Health Sciences
Dalam profesi dan kegiatan sosial lainnya bintang sepakbola “Lansia” (baca: lanjut usia) USU ini, pernah dan masih menduduki sejumlah posisi kunci. Sekadar menyebut dua contoh: Salah seorang Ketua Tim Operasi Kembar Siam, Pengurus Bridge Cabang Sumut, dan Ketua IDAI Sumut dan Aceh. Penerima Medica Award 1992 bidang penelitian ini juga menerima banyak penghargaan. Misalnya, dari lembaga kemahasiswaan. Atas jasa-jasa yang diberikannya secara ikhlas untuk menjungjung tinggi almamater USU, pada tahun 1974, Dewan Mahasiswa USU memberinya penghargaan dan ucapan terima kasih. Sedangkan karya ilmiahnya, tercatat ada 47 judul, ini baru untuk kategori sebagai penulis utama saja
sumber : Antara Sumut
Posting Komentar