Pemerintah dan Para Penimbun Masker Itu Tak Ada Bedanya!!!
Saat corona mulai menebar ketakutan, ada segelintir manusia yang dengan sigap menimbun masker. Dan beberapa minggu kemudian, mereka pun menjual dengan harga yang berkali lipat dari harga normal.
Jika dilihat dari prinsip ekonomi kapitalis, dengan modal yang minimal bisa dapat untung yang maksimal, mereka itu tidak bersalah. Itulah sense of business para manusia yang menuhankan materi.
Sayangnya, pemerintah di suatu negara yang banyak disebut sebagai Zamrud Khatulistiwa, menggunakan konsep segelintir manusia penimbun masker di atas.
Tapi skenarionya diperhalus. Dan jadilah dia. Sinetron berjudul "Kartu Prakerja". Kenapa disebut sinetron? Karena ceritanya monoton, mudah ditebak dan aktornya harus dipoles banyak pencitraan dan settingan, agar rating tinggi.
Di Kartu Prakerja yang seperti ATM tersebut, nantinya diisi saldo. Penerima kartu disuruh mengikuti pelatihan. Nah, disini lah letak "cerita mudah ditebak" tersebut.
Lihat saja daftar harga yang harus dibayar ke aplikator penyedia pelatihan di atas. Padahal, banyak konten sejenis yang bisa diakses gratis di Youtube.
Kalau niatnya memang nolong orang, mending pemerintah bikin/atau beli aja konten kursus, trus digratisin.
Semua orang bisa akses. Content creator dapat uang fix yang sewajarnya di awal.
Biaya bakal jauh jauh lebih hemat. Dan penerima benefit jauh lebih banyak.
Kalau skema sekarang, habis uang trilyunan buat top up kartu Pra kerja. Yang menerima manfaat juga terbatas. Mau nonton tutorial bikin kroket ayam aja bayar 400rebu.
Kalau pun maksa pakai skema ini karena ingin bagi-bagi 'kue', ya mbok saran saya harganya max 50rebu aja. Lebih murah lebih baik.
Udah tak perlu sugar coating kalau ini demi rakyat. Bikin mual.
Saya maklum kalau bagi bagi kue, tapi ya mbok jangan kebangetan.
Nggak usah ikutin cara iklan suatu produk. Demi menarik pembeli, segala sesuatunya dijanjikan. Namun ada bintang kecil yang berisi tulisan, "Syarat dan Ketentuan Berlaku". Kalau warganet bilangnya, Prank.
Yah ini kan konteks nya helping people in bottom of pyramid, pake duit negara ya.
Kalau konteksnya murni dagang, bebas. Kalau niatnya cuan mulu di tengah kesusahan orang lain, apa bedanya dengan penimbun masker?
Posting Komentar