Paus Fransiskus Sindir Pemimpin yang Sibuk Mikirin Ekonomi daripada Rakyat di Tengah Pandemi Corona
Paus Fransiskus mengatakan bahwa wabah virus corona merupakan bentuk respon alam karena manusia mengabaikan krisis lingkungan.
“Kita kerap tidak merespon bencana yang terjadi," katanya. Ia pun mengingatkan kembali kepada beberapa peristiwa sebagai bahan instropeksi.
"Siapa yang sekarang bicara soal kebakaran besar di Australia? Atau mengingat bahwa 18 bulan lalu sebuah kapal bisa melintasi kutub utara karena semua es telah mencair? Siapa yang bicara soal banjir?” kata Paus.
Dalam wawancaranya dengan sebuah media, Paus mengungkapkan ketidakpedulian manusia disambut oleh alam dengan respon-respon yang tidak diduga.
”Saya tidak tahu apakah ini pembalasan alam, tapi tentunya ini adalah respon alam,” kata Paus, melansir CNN, Rabu (8/4).
Pemimpin Gereja Katolik dan sekaligus Pemimpin Kota Vatikan itu mengajak umatnya untuk kembali berdoa dan berusaha untuk lebih peduli lagi kepada alam.
Dalam kesempatan itu ia mengimbau pemerintah untuk melakukan karantina terhadap para tuna wisma yang masih berkelaran di jalan dan tidur di emperan, karena akan semakin mudah tertular virus corona.
“Ada foto muncul kemarin mengenai orang tuna wisma menjalani karantina di tempat parkir di Las Vegas," ujar Paus, "Dan hotel-hotel terlihat kosong. Tapi para tuna wisma tidak bisa pergi ke hotel.” Paus menyarankan saat ini adalah waktunya mengurus kaum miskin.
”Ada kecenderungan masyarakat melihat orang miskin sebagai 'hewan yang diselamatkan'."
Paus juga memberikan kritikannya terhadap para pemimpin yang saat ini bukannya fokus dalam penanganan virus corona tetapi malah membuat senjata. Juga malah memikirkan ekonomi semata.
“Saya merasa khawatir dengan sikap hipokrit tokoh politik tertentu, yang bicara soal mengatasi krisis dunia dan kelaparan di dunia, namun juga terus memproduksi senjata,” kata Paus Fransiskus.
Kesehatan Paus terlihat semakin membaik semenjak ia diberitakan mengalami flu berat dan bronkitis.
Paus pun mengakui, ia bersyukur atas kesehatannya itu dan melakukan pengampunan setiap Selasa. Dia lebih banyak berdoa dari tempat tinggalnya di Vatikan selama masa yang menurutnya penuh ketidak-pastian ini.
Posting Komentar