"Gile! Kenapa yang di penjara dibebaskan, tapi rakyat masih juga ditangkapin"
Tujuan program asimilasi dan integrasi yang telah membebaskan sebanyak lebih dari 30 ribu narapidana dipertanyakan.
Pertanyaan itu muncul lantaran program tersebut digadang untuk menghindari kepadatan di dalam penjara. Tujuan utamanya adalah mencegah sebaran virus corona dalam penjara.
Namun demikian, pertanyaan mengemuka karena di satu sisi aparat masih gencar menangkap orang, bahkan untuk urusan kasus yang kecil. Begitu kata Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule kepada redaksi, Senin (6/4).
Pernyataan itu disampaikan untuk mengkritik penangkapan pengemudi ojek online (ojol) berinisial MAA lantaran diduga menghina Presiden Joko Widodo dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Muhammad Luthfi bin Yahya atau Habib Luthfi di media sosial.
MAA mengaku melakukan itu dengan motif untuk mengingatkan Habib Luthfi dan mengkritisi kebijakan Jokowi. Khususnya mengenai anjuran jaga jarak dan larangan shalat jamaah.
“Gile! Kenapa yang di penjara dibebaskan, tapi rakyat masih juga ditangkapin?” tanya Iwan Sumule. Menurutnya, semua pihak seharusnya fokus pada penanganan wabah Covid-19. Perihal menjaga kehormatan presiden perlu dikesempingkan sejenak agar wabah tidak meluas.
Sebab, katanya, akan aneh jika nyawa rakyat yang kini terancam tidak jadi prioritas negara. “Aneh. Nyawa rakyat itu lebih berharga dibanding kehormatan pejabat, atau presiden sekalipun. Iya gak sih?” tutupnya. (rmol)
Posting Komentar