Viral Anggota DPRD Medan Mau Telan Virus Corona, Ini Kronologi Lengkapnya
Sebuah video yang menunjukkan keributan antara anggota DPRD Kota Medan Edi Saputra dengan aparat kepolisian jelang pemakaman salah satu pasien dalam pengawasan (PDP) Corona yang meninggal di Medan viral. Polisi memberi penjelasan soal peristiwa tersebut.
Awalnya tampak Edi yang menggunakan kemeja biru berdebat dengan aparat kepolisian. Pria tersebut terdengar menyampaikan protes soal prosedur pemakaman jenazah PDP Corona.
"Aku aja nggak takut mati. Kalau mati ya matinya itu. Tembak aja, kamu kupanggil kau nanti. Siapa yang bilang positif?" ujar Edi.
Edi kemudian terdengar menyebut menilai pihak keluarga sudah mempercepat proses pengurusan jenazah. Namun, Edi protes karena menilai pihak aparat malah memperlambat proses pemakaman.
"Terlalu berlebihan kalian. Orang sudah panik, sedih. Siapa bilang rupanya positif? Kedua, kalau positif, bisa rupanya terbang virus Corona?" ucapnya.
Edi kemudian sempat dijauhkan warga dari aparat kepolisian. Namun, Edi tetap terdengar menyampaikan protes.
"Mana Corona itu biar ku telan. Aku wakil rakyat, kalian tembak aja aku biar mati, tembak aku sekarang, Bang. Jadi panik kalian buat, terlalu berlebihan kalian aparat ini," ujar Edi.
Pihak kepolisian pun memberi penjelasan soal peristiwa keributan itu. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan peristiwa itu terjadi Senin (30/3) ketika ada seorang PDP Corona meninggal.
Tatan mengatakan polisi hadir di lokasi untuk menyampaikan soal protokol kesehatan terkait penanganan PDP Corona. Sehingga diharapkan dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyebaran virus Corona.
"Iya, kemarin itu kan masalah keluarga dari salah satu anggota dewan, yang meninggal dunia kemudian dalam prosesnya kemarin itu terjadi perdebatan karena aparat kepolisian meminta untuk melaksanakan aturan protokoler kesehatan," ujar Tatan seperti dilansir dari detikcom.
Dia mengatakan polisi mengingatkan soal lama pengurusan jenazah PDP. Menurutnya, aparat di lokasi hanya menyampaikan imbauan terkait risiko penyebaran virus.
"Berkaitan dengan masalah lamanya jenazah, dari rumah sakit untuk dikebumikan. Itu kan 4 jam, maksimal. Kita hanya menyampaikan imbauan-imbauan kepada masyarakat, apa pun risikonya kita sampaikan," ujarnya.
Sebagai informasi, ada empat orang yang meninggal dunia terkait corona di Sumut. Dua di antaranya positif, sementara dua lainnya masih berstatus PDP.
Pasien pertama yang wafat adalah dokter Ucok. Pasien tersebut wafat pada Selasa (17/3). Besoknya, pemerintah mengatakan pasien tersebut positif corona.
Pasien kedua wafat pada Senin (23/3). Pasien itu juga telah dinyatakan positif Corona.
Pasien ketiga yang wafat adalah Asisten Pembangunan dan Sosial Setda Kota Medan, Musaddad. Almarhum wafat dalam status sebagai PDP pada Rabu (25/3) dan belum ada hasil tes yang menyatakan positif atau negatif Corona.
Pasien keempat wafat pada Senin (30/3). Pasien tersebut adalah Ketua POK PAN Sumut Suhandi Andhiq. Almarhum wafat dalam status PDP Corona dan belum diketahui hasil pemeriksaannya. (detik)