Ditolak di Beberapa Negara, Peralatan Medis Asal China Dipakai Indonesia
Ribuan alat uji dan masker medis buatan China memiliki kualitas di bawah standar, menurut pemerintah Spanyol, Turki dan Belanda.
Ratusan ribu kasus virus corona dilaporkan terjadi Eropa.
Lebih dari 10.000 orang meninggal dunia di Italia sejak wabah terjadi.
Virus Covid-19 ini pertama kali dideteksi di China pada akhir tahun 2019. Pemerintah menerapkan langkah 'lockdown' atau karantina wilayah ketat untuk mengontrolnya.
Pada hari Sabtu (28/03) kementerian kesehatan Belanda mengumumkan penarikan 600 ribu masker wajah. Peralatan buatan China tersebut tiba pada tanggal 21 Maret lalu dan telah dibagikan ke tim medis garda terdepan.
Para pejabat Belanda mengatakan masker-masker tersebut tidak pas dan penyaringnya tidak bekerja dengan baik, meskipun telah memiliki sertifikasi kualitas.
"Sisa pengiriman barang segera dihentikan sementara dan tidak didistribusikan," demikian dinyatakan pemerintah Belanda. "Sekarang telah diputuskan untuk tidak memakainya sama sekali."
Pemerintah Spanyol menghadapi sejumlah masalah yang sama terkait dengan perangkat pengujian yang dipesan dari sebuah perusahaan China.
Spanyol menyatakan telah membeli ratusan ribu perangkat untuk mengatasi virus, tetapi mengungkapkan beberapa hari kemudian bahwa hampir 60.000 buah tidak bisa dipakai dalam memastikan apakah seseorang terkena Covid 19.
Kedutaan besar China di Spanyol lewat cuitannya menyatakan perusahaan di balik alat uji ini, Shenzhen Bioeasy Biotechnology, tidak memiliki izin resmi dari pihak kesehatan China untuk menjual produknya.
Pemerintah Kanada juga memutuskan untuk mengevaluasi kembali masker dan peralatan medis yang diimpor dari China, yang akan digunakan tenaga medis yang menangani pasien virus corona.
Sementara itu, pemerintah China mengirimkan bantuan berupa peralatan medis pada 24 Maret dan sampai di Indonesia empat hari kemudian, yakni Sabtu (28/3/2020).
Bantuan ini terdiri atas alat tes corona, masker N95, masker bedah, pakaian pelindung medis, ventilator portable, dan lainnya. Pasokan medis ini akan digunakan untuk pencegahan dan pengendalian wabah COVID-19 di Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (bbs)