Waduh! Ribuan Massa Aksi Save Babi Ternyata Terpicu Berita Hoax
Seribuan massa dari Gerakan Aksi Damai #savebabi berunjuk rasa di depan DPRD Sumut ternyata akibat termakan berita hoax.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi B DPRD Sumatera Utara, Viktor Silaen, yang langsung menemui massa. Dia menegaskan, bahwa wacana pemusnahan babi di Sumatera Utara tidak benar.
"Sebetulnya bukan pemusnahan. Tapi yang sudah terkena harus dimatikan supaya jangan menular. Beda dimusnahkan, beda dimatikan untuk mencegah pemusnahan," ucap Viktor Silaen.
Unjuk rasa dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Sesampainya di depan Gedung DPRD Sumut, massa yang mengenakan baju putih dan syal merah ini langsung berorasi serta meneriakkan yel-yel. Mereka menentang isu yang berembus belakangan ini terkait pemusnahan babi di Sumatera Utara.
"Karena kalau babi dimusnahkan berarti sudah menghilangkan budaya Batak. Karena sejak lahir sampai mati babi jadi budaya di tanah Batak," ujar ketua aksi Boasa Simanjuntak di depan gedung DPRD Sumut, Medan, Senin (10/2).
Boasa juga meminta agar pemerintah pusat mengambil alih proses penanganan babi di Sumatera Utara ini. Sebab sudah banyak masyarakat yang dirugikan akibat wabah tersebut.
"Pemerintah Indonesia harus menetapkan kasus virus babi adalah bencana, artinya ada penanggulangan kerugian," pinta Boasa.
Boasa menyebut, massa yang beraksi hari ini menetapkan tanggal 10 Februari sebagai Hari Kedaulatan Babi.
"Kita buat hari ini sebagai Hari Kedaulatan Babi," Boasa. (kmp)