Sering Dibully di Sekolah, Siswi SMP Tewas di Gorong-gorong, Ini Fakta Lainnya!
Gorong-gorong ditemukannya mayat Delis. |
Satreskrim Polres Tasikmalaya terus menyelidiki pengungkapan kasus misteri kematian siswi SMP di gorong-gorong sekolahnya, Jumat (31/1/2020).
Delis ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.
Mayatnya mengenakan seragam pramuka lengkap, berkerudung dan terdapat tas sekolah berisi identitas dan buku-buku sekolah.
Evakuasi jenazah Delis memakan waktu lama. Sebab Tim Unit Identifikasi harus membongkar tembok beton saluran drainase tersebut.
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki penyebab kematian Delis.
Fakta Lain Delis
Delis Sulistina (13), siswi Kelas VII SMPN 6 Tasikmalaya sempat menulis catatan berisi curahan hatinya (cuhat).
Catatan itu ia tulis saat lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD) atau setahun sebelum gadis itu ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya.
Dari catatan tersebut terungkap beberapa fakta kisah Delis Sulistina semasa hidupnya.
1. Bercita-cita menjadi Polwan
Delis memiliki impian untuk menjadi seorang polisi wanita (polwan).
Ia pun memberi judul 'Cita-Citaku' pada catatan yang ditulisnya.
Delis mengaku, bercita-cita menjadi seorang polwan lantaran ingin membasmi kejahatan.
Di penggalan catatan itu, Delis menulis:
'Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan.
Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang.
Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti dan bila di kelas saya akan mendengarkan bila ibu guru menerangkan'
2. Tak ingin repotkan orang tua
Dalam catatan itu, Delis juga menulis alasannya meneruskan jenjang pendidikan ke SMP Negeri 6 Tasikmalaya.
Ia tidak ingin merepotkan orangtuanya.
'Setelah keluar dari SDN 2 Lewo, saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri bila diterima, Mengapa Saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri Kerena jaraknya dekat dari rumah dan tidak perlu buang-buang uang untuk biaya ongkos angkutan umum.
Dan tidak perlu diberi uang yang banyak oleh orang tua cukup uang saku saja,' tulis Delis.
Ibunda Delis, Wati Fatmawati (46) mengaku selama ini kondisi ekonomi keluarganya memang pas-pasan.
Wati mengatakan, berupaya membesarkan anaknya sendirian lantaran sang suami meninggalkan mereka.
Wati pun berjuang dengan menjadi seorang penjual lontong.
"Anak saya pun sempat ingin punya handphone tapi saya belum bisa membelikannya karena penghasilan saya hanya cukup untuk makan saja selama ini," katanya.
3. Ingin punya banyak teman
Pada catatan yang ditulisnya, Delis ingin mendapatkan banyak teman.
'Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman' tulisnya.
Namun kenyataannya, belum ada setahun bersekolah, Delis diduga menjadi korban bully di sekolahnya.
Ia menjadi murung sepekan sebelum ditemukan tewas.
Hal itu dikemukakan oleh seorang kerabat Delis bernama Ade Munir (56).
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," kata Ade.
4. Siswi yang pintar
Delis menulis, jika diterima di SMP 6, ia akan rajin belajar.
Semangat belajarnya tertuang dalam catatan tersebut.
'Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti.
Bila Bu Guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya dengan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat'
Kecerdasan Delis diakui oleh Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya, Nina Nartalina.
"(Delis) Salah satu siswa pintar dan sangat ceria saat berada di dalam kelasnya," kata Nina, Selasa (28/1/2020). (kompas