MENCEKAM!!! TNI VS Polri Bentrok di Tapanuli Utara, 6 Polisi Terluka, Polsek Dirusak
Anggota TNI dan Polri terlibat bentrokan akibat kesalahpahaman di Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (27/2/2020).
Danrem 023 Kawal Samudera (KS) Kolonel Infanteri Trisakti mengatakan, peristiwa bentrok melibatkan personel Polsek Pahae Julu dan anggota TNI Kompi Senapan A Yonif 123 Rajawali Lapo Gambiri pada Kamis (27/2/2020) pukul 14.20 WIB. Dalam bentrokan, enam polisi terluka serta menimbulkan kerusakan pada Kantor Polsek Pahae Julu.
"Ada korban luka. Empat personel Polres Tapanuli Utara dan dua personel Polres Tapanuli Selatan, serta satu warga," ujar Kolonel Infanteri Trisakti didampingi Kapolres Tapanuli Utara AKBP Horas Marasi Silaen, seusai menggelar mediasi terkait peristiwa konfrontasi tersebut, Jumat (28/2/2020).
Korban luka yakni Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot S Nababan dan tiga personelnya Aipda David Marganti Simatupang, Brigadir Dodi Sianturi serta Brigadir Ricardo Sitompul. Kemudian seorang warga pengemudi kendaraan bernama Edi Susanto.
Informasi yang dirangkum, kronologi bermula saat keempat personel tersebut sedang melakukan pengaturan arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan akibat terbaliknya truk Fuso di tengah jalan lintas Sumatera (Jalinsum) wilayat Taput.
Kapolsek AKP Ramot kemudian menelepon agar didatangkan satu unit alat berat crane untuk mengevakuasi truk fuso tersebut. Saat keempatnya kembali mengatur arus lalu lintas dengan memberlakukan satu arah, meluncur satu unit Avanza hitam mengambil jalur kanan yang berlawanan.
Melihat hal itu, AKP Ramot menghampiri mobil tersebut dan menanyakan tujuannya hendak ke mana. Namun seorang penumpang mobil berpakaian tentara turun dan menuding Kapolsek berlaku tidak sopan serta menampar wajahnya.
Mengalami perlakuan kasar tersebut, AKP Ramot berupaya menjelaskan personelnya dan masyarakat sudah lelah mengatur lalu lintas. Namun hal tersebut justru semakin memicu kemarahan oknum tentara tersebut.
Kemarahannya coba diredam anggota Polsek Pahae Jae. Mereka menarik dan mengamankan oknum tersebut karena sudah dikejar massa.
Selanjutnya pada pukul 13.30 WIB, sejumlah personel TNI Kompi Senapan A Yonif 123 Rajawali Lapo Gambiri mendatangi lokasi dengan membawa senjata laras panjang, aspak, double stik dan sangkur. Mereka langsung mengejar dan memukuli personel Polsek Pahae Jae yang ada di lokasi.
Selain melakukan penganiayaan, mereka juga merusak Kantor Polsek Pahae Julu yang menyebabkan kaca ruang SPKT dan unit reskrim pecah. Sejumlah unit komputer dan printer ruangan rusak serta beberapa peralatan lainnya rusak.
Perusakan terjadi pukul 14.10 WIB. Saat itu sembilan personel Polsek Pahae Julu siaga setelah Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot S Nababan ditampar oknum Komandan Kompi Senapan A Yonif 123 Rajawali Lapo Gambiri.
Selanjutnya pada pukul 14.20 WIB, rombongan anggota Kompi Senapan A Yonif 123 Rajawali mendatangi Makopolsek Pahae Julu. Mengingat situasi sudah memanas, seluruh personel Polsek yang siaga menyelamatkan diri dengan berlari ke arah belakang Polsek dengan membawa 2 pucuk senjata laras panjang inventaris Polsek.
Pascapenyerangan kantor, Kapolsek mengumpulkan seluruh personel Polsek Pahae Julu untuk berkonsolidasi.
2 Anggota Polres Tapsel yang Mau Urus Santunan Jasa Raharja pun Jadi Korban
Selain anggota Polres Taput, korban Luka akibat penganiayaan juga dialami personel Satlantas Polres Tapsel, Ipda Bangun Siregar (Kapos Lantas Sipirok) dan Aiptu Velberik Sitompul (Anggota Poslantas Sipirok).
Ipda Bangun luka lebam dan robek pada pelipis mata sebelah kanan, luka lecet pada bibir atas dan kanan bagian dalam, terasa sakit pada rahang sebelah kanan dan bengkak pada kaki kiri. Sementara, Aiptu Velberik luka memar pada pipi kiri dan luka lecet pada hidung kiri.
Saat kejadian, kedua personel ini dalam perjalanan menuju Tarutung untuk mengurus santunan jasa raharja dari keluarga Kapolsek Sipirok AKP Hermansyah ke Unit Lakalantas Polres Tapanuli Utara pada pukul 13.00 WIB.
Sekitar pukul 14.00 WIB, korban terjebak macet di Jalinsum Sipirok-Tarutung. Melihat kondisi jalan, Aiptu Velberik turun dari mobil bermaksud hendak melihat penyebab kemacetan.
Begitu turun, Aiptu Velberik melihat dari arah Tarutung ada dua anggota Polri (berpakaian dinas dan berpakaian preman) berlari menuju arahnya dan terus berlari. Ternyata dari arah belakang kedua polisi tersebut ramai datang anggota TNI AD berpakaian dinas dan preman membawa senjata laras panjang dengan berlari.
Melihat Aiptu Velberik, para anggota TNI-AD tersebut turut menganiayanya. Saat melihat Ipda Bangun di dalam mobil, para pelaku juga membuka pintu mobil dan menarik keluar secara paksa lalu memukuli korban hingga terjatuh.
Tak berapa lama, anggota Bhabinsa Pahae Jae bermarga Harahap yang mengenal Ipda Bangun segera melerai serta menyelamatkan keduanya.
Dia mengatakan jika keduanya merupakan warga Sipirok sehingga para pelaku berhenti memukuli kedua anggota Polri tersebut. Setelah itu, mereka dibawa berobat ke rumah bidan terdekat untuk mendapatkan pelayanan medis dan kembali ke Polsek Sipirok. (inews)