Keangkuhan Xi Jinping Dibayar Tunai, Rp5800 Triliun Saham China Menguap!
Keangkuhan Presiden China Xi Jinping, beberapa waktu lalu dibayar tunai. Ia mengatakan dalam pidatonya bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan perkembangan Tiongkok.
Hal itu disampaikannya untuk memperingati HUT ke-70 RRC atau Hari Nasional China di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok, 1 Oktober 2019 kemarin.
Hari ini, Bursa saham China hancur karena investor khawatir akan penyebaran virus corona. Nilai kapitalisasi pasar bursa saham China menguap US$ 420 miliar atau Rp 5.800 triliun lebih.
Dilansir dari Reuters, Senin (3/2/2020), investor di CHina tak hanya melepas saham, tapi juga yuan dan komoditas. Hari ini merupakan pembukaan perdana bursa saham di China pasca libur tahun baru.
Indeks saham Shanghai Composte jatuh 8,13% atau 241,87 poin ke 2.734,66. Sementara indeks Shenzhen Composite turun 8,3% atau 145,78 poin ke 1.611,04.
Kekhawatiran yang muncul di kalangan investor adalah virus ini bakal membuat kondisi ekonomi di China suram.
"Muncul ketidakpastian, apakah pekerja-pekerja di pabrik akan bisa kembali bekerja. Dan bagaimana dampaknya ke kinerja perusahaan-perusahaan," kata Ekonomi dari ING, Iris Pang.
Lebih dari 2.500 saham jatuh hingga 10% di bursa saham China.
Bank sentral China juga menyuntikkan 1,2 triliun yuan (US$ 173,81 miliar) ke pasar uang di negara tersebut.