GAWAT! Kapal Ilegal Bawa Warga China Masuk ke Sungai Kapuas!
Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji turut menyikapi kapal asing asal China yang tiba-tiba masuk ke perairan Sungai Kapuas, Kota Pontianak.
Dia meminta agar empat anak buah kapal (ABK) segera diisolasi dan diperiksa kesehatannya untuk mengantisipasi penyebaran virus korona.
“Segera diisolasi agar jangan sampai membuat warga resah,” kata Sutarmidji di Pontianak, Sabtu (1/2/2020).
Sementara itu, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Polair Polda Kalimantan Barat (Kalbar) menduga kapal asal Guangzhou, China, yang bersandar di perairan Sungai Kapuas, masuk ke Indonesia secara ilegal. Ini diketahui dari hasil pemeriksaan sementara kapal yang membawa empat ABK dan alat berat.
“Kapal itu diduga tidak memiliki dokumen dan masuk secara ilegal ke perairan Indonesia, apalagi membawa ABK asal Tiongkok,” kata Dirpolair Polda Kalbar Kombes (Pol) Benyamin Sapta.
Benyamin mengatakan, pemeriksaan kesehatan juga sudah dilakukan terhadap keempat ABK kapal China untuk mengantisipasi masuknya virus korona ke Pontianak.
“Kami dalam hal itu sudah melakukan pemeriksaan awal terhadap warga Tiongkok tersebut yang hasilnya negatif atau sehat,” katanya.
Diketahui, kapal asing asal China tiba-tiba masuk ke perairan Sungai Kapuas, Kota Pontianak, pada Jumat (31/1/2020) malam. Kedatangan kapal membuat warga khawatir dan curiga mengingat penyebaran virus korona yang meluas belakangan ini.
Kapal bernomor lambung 1530 ini datang dari Guangzhou China dengan membawa empat anak buah kapal (ABK). Kapal tersebut kini masih bersandar di Sungai Kapuas Pontianak, Sabtu (1/2/2020).
Warga pesisir Sungai Kapuas mengaku khawatir terhadap keberadaan kapal asing asal China yang masuk ke wilayah itu. Apalagi, saat ini virus korona yang berasal dari Wuhan China telah tersebar dan memakan korban jiwa.
“Tentu kami khawatir juga, kita tahu informasi soal penyebaran virus korona saat ini. Kami khawatir akan tersebar ke sini,” kata warga, Syahrul.
Warga berharap pemerintah dan stakeholder mengawasi lalu lintas kapal asing di Indonesia, termasuk di Sungai Kapuas, untuk mengantisipasi penyebaran virus mematikan tersebut.