31 Perusahaan Asing Berebut Kelola Kualanamu Selama 25 Tahun
Setidaknya terdapat 39 perusahaan berebut untuk turut serta mengelola Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Bandara Kualanamu ditawarkan kepada mitra strategis untuk konsesi selama 25 tahun.
PT Angkasa Pura II selaku operator saat ini mencatat ada 39 perusahaan sudah mengirimkan Letter of Interest (LoI) terkait dengan ketertarikan mereka untuk menjadi mitra strategis pengelolaan Bandara Kualanamu. Dari jumlah itu, mayoritas merupakan perusahaan asing.
"Dari 39 itu, dari dalam negeri ada delapan. Jadi mostly (80%) dari luar negeri," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin dalam konferensi pers di Tangerang, Senin (10/2/20).
Namun, Awaluddin tak menutup pintu bagi perusahaan dalam negeri untuk masuk dalam komposisi pengelola. Namun tentu ada sejumlah catatan yang harus dipenuhi.
"Boleh saja selama bentuk konsorsium. Dari 39 itu kita silakan lihat dokumen tender, kan ada syaratnya. Misalnya bergabung dengan operator atau bikin konsorsium," bebernya.
Adapun 39 perusahaan yang sudah mengirimkan Letter of Interest tersebut antara lain berasal dari Asia Timur, Asia Barat, kawasan Asean hingga Eropa. Dia mengimbau para perusahaan ini segera mengajukan proposal penawaran resmi.
"Kami targetkan rangkaian seleksi untuk mendapat mitra strategis berkelas dunia ini tuntas pada Kuartal IV/2020," ujar Muhammad Awaluddin.
Sebagai informasi, kapasitas terminal penumpang Bandara Kualanamu sendiri akan ditingkatkan secara bertahap dilakukan hingga mencapai kapasitas 40 juta penumpang per tahun, dimana saat ini jumlah penumpang bandara Kualanamu berkisar 8-11 juta penumpang per tahun.
Bandara Kualanamu juga memiliki potensi sangat besar untuk dapat lebih berkontribusi terhadap perekonomian dan pariwisata di Sumatra Utara. Berbagai infrastruktur telah dioperasikan untuk mendukung Kualanamu seperti kereta bandara dan jalan tol Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi.
Melalui pengembangan yang masif, Bandara Kualanamu yang saat ini mendapat status Bintang 4 dari Skytrax, diposisikan sebagai hub penerbangan internasional di masa mendatang. Saat ini sendiri sudah tersedia lahan seluas 200 hektare untuk berbagai pengembangan. (cnbc)