Binjai Supermall Dijual Seharga Rp283,3.Miliar, Sudah Didiskon 8,3%
Perusahaan real estat PT Lippo Karawaci Tbk menjual dua mal kepada NWP Retail senilai Rp1,28 triliun. Kedua mal yang dilepas kepada perusahaan kerja sama antara Warburg Pincus dengan PT City Retail Developments itu adalah Pejaten Village dan Binjai Supermall.
Penjualan ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli (CSPA) LMIRT Management Ltd, manager dari Lippo Malls Indonesia Retail Trust dan anak usaha yang dimiliki oleh Lippo Karawaci, dengan NWP Retail.
"Mal ritel akan terus menjadi bagian inti dari bisnis kami dan kami akan terus bekerja untuk mengelola aset-aset kami secara proaktif untuk meningkatkan valuasi, mengidentifikasi peluang investasi, serta mengoptimalkan nilai pemegang saham," ujar CEO Lippo Karawaci John Riady dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (9/1).
Menurut John dengan strategi pengelolaan portofolio secara aktif, perusahaan berada pada posisi yang lebih baik untuk menutup kesenjangan valuasinya dengan menjual aset dengan harga pasar yang menarik.
Di masa lalu, Lippo menggunakan strategi pengelolaan portofolio secara pasif di mana perusahaan gencar membeli dan memegang aset.
Dengan melakukan divestasi, perusahaan memiliki fleksibilitas dalam hal likuiditas untuk berinvestasi pada aset-aset baru, mengembalikan uang kas kepada para pemegang saham, dan menjajaki peluang investasi lainnya.
Lippo melepas Pejaten Village senilai Rp997,4 miliar atau 33,3 persen lebih tinggi dari harga perolehan awal Rp784 miliar.
Lalu, perusahaan menjual Binjai Supermal senilai Rp283,3 miliar atau 19,3 persen dari harga perolehan awal Rp237,5 miliar.
Harga jual mal yang diakuisisi perusahaan pada 2012 itu sudah memperhitungkan diskon sebesar 4,1 persen (Pejaten Village) dan 8,3 persen (Binjai Supermall), dari nilai valuasi terbaru masing-masing mal sebesar Rp1,04 triliun dan Rp309,0 miliar.
Perusahaan menilai transaksi penjualan tersebut memperkuat daya tarik pasar ritel Indonesia yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat, kelas menengah yang bertumbuh pesat, serta demografi penduduk berusia muda dimana lebih dari separuh populasi berusia di bawah 30 tahun.
Dengan ritel modern yang hanya 25 persen dari total ritel, perusahaan meyakini mal ritel memberikan peluang pertumbuhan yang sangat besar. Terlebih, jumlah kunjungan mal di Indonesia masih tumbuh dengan kuat meski ritel online telah beroperasi. (cnn)
Posting Komentar