Rizal Ramli Buka Borok Ahok, Pendukungnya Panik, Langsung Serang Balik
Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli diserang oleh pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Ahokers.
Ahokers menyerang Rizal Ramli yang mengkritisi rencana Menteri BUMN Erick Thohir menarik Ahok menjadi petinggi di BUMN.
Kritik itu langsung dibantah oleh koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi. Menurutnya, Rizal Ramli tidak akan pernah sentimen secara personal terkait Ahok.
"Ahokers gak usah panik," kata Adhie lewat akun Twitternya, Selasa (19/11).
Adhie menambahkan, pernyataan Rizal Ramli tentang Ahok hanya untuk menyelamatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pasalnya, Ahok dipastikan akan menduduki jabatan di salah satu BUMN.
"Terkait Ahok, konteksnya selamatkan BUMN dari kerusakan," tegasnya.
Lebih lanjut, Adhie mengatakan, selama ini tidak ada yang mengusut dugaan korupsi yang menyerat nama Ahok. Malahan dia prihatin lantaran komisioner KPK malah berfoto dengan Ahok.
"Tak ada yang bisa usut korupsi dia, komisioner KPK malah bangga bisa foto bareng Ahok," sesalnya.
Seperti diketahui, Rizal Ramli menentang rencana Menteri BUMN Erick Thohir menarik Ahok menjadi petinggi di BUMN.
Dia menilai Ahok tidak kredibel dan akan membuat bangsa Indonesia menjadi terpolarisasi lagi. Dia menguraikan bahwa Ahok masih terindikasi terlibat dalam sejumlah kasus keuangan saat menjabat sebagai gubernur.
Mulai dari kasus pembelian lahan RS Sumber Waras, lahan di Cengkareng, hingga bus Transjakarta dari Tiongkok. Menurutnya, semua kasus tersebut memperlihatkan Ahok tidak terbiasa dengan good governance.
Teranyar, Rizal Ramli merekam bahwa track record mantan narapidana penista agama itu tentang korporasi sebatas dramatisasi gembar-gembor seolah mengungkap kebrengsekan BUMD DKI. Kemudian mengganti banyak direksi dengan rekan-rekan dari swasta.
“(Tapi) ternyata hasilnya nyaris tidak ada peningkatan kinerja BUMD DKI. Ini terpaksa dibuka karena capai lihat orang modalnya cuma maki-maki,” cuit Rizal Ramli. (rmol)
Posting Komentar