Anak STM Masih Ditahan Polisi, Emak emak Gelar Aksi, "Bebaskan Anak Kami!"
Puluhan ibu-ibu menggelar aksi di Gedung Mapolda Metro Jaya pada Minggu (13/10). Mereka datang untuk mengecam aksi represif aparat saat aksi demonstrasi di gedung DPR beberapa waktu lalu.
Ibu-ibu yang menamakan diri sebagai Gerakan Emak-Emak Indonesia Bersuara tersebut juga mendesak agar Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian segera membebaskan anak-anak mereka yang masih ditahan.
"Kami menuntut pembebasan anak-anak kami, mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan oleh pihak kepolisian," tegas koordinator aksi, Kokom Kumalawati usai berorasi.
Para emak-emak, kata wanita 40 tahun itu juga menuntut Polda Metro Jaya untuk membuka akses secara terbuka dan transparan data-data tentang mahasiswa dan pelajar STM yang masih ditahan.
"Berikan kemudahan akses bagi orang tua dan keluarga serta tim hukum atau pendamping untuk mengetahui keadaan anak-anaknya dan berikan jaminan bagi mahasiswa serta pelajar untuk mendapatkan pendampingan hukum," ucap Kokom.
Emak-emak turut meminta kepada presiden dan kapolri untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap aksi mahasiswa, pelajar, dan seluruh rakyat yang menyuarakan hak-hak demokrasinya.
Terakhir mereka mendesak Mendiknas, Menristek, KPAI, dinas pendidikan untuk menghentikan segala pelarangan mahasiswa dan pelajar untuk menyuarakan pendapatnya dan pengancaman drop out (DO).
"Terakhir hentikan kriminalisasi terhadap pejuang demokrasi, usir polisi dan tentara dari jabatan sipil," tegas Kokom.
Meski kelompok ini menamai diri sebagai Gerakan Emak-emak Indonesia Bersuara, namun Kokom menyatakan kalau mereka tidak ada hubungannya dengan Pilpres 2019, di mana ada salah satu pasangan yang mendapat dukungan dari emak-emak.
Aksi dibuka dengan pembacaan puisi yang diiringi dengan menyanyikan lagu gugur bunga disusul dengan aksi teaterikal tabur bunga di atas baju seragam putih abu-abu pelajar SMA.
Walapun jumlah peserta aksi ini tidak lebih dari 20 orang, namun mereka tetap semangat menyuarakan orasi.
"Hentikan kekerasan, bebaskan anak kami," begitulah kira-kira bunyi yel-yel yang disuarakan. (rmol)
Posting Komentar