"Maaf Bu Guru. Bukannya Saya Nggak Mau Makan, Tapi Tidak Ada Beras Lagi di Rumah"
Putri Dewi Nilaratih (14), siswi SLTP 4 Peureulak, Kabupaten Aceh Timur ini terpaksa diantarkan pulang temannya ke rumah akibat sakit perut saat proses belajar mengajar di sekolahnya. Putri tampak lesu dengan wajah agak keluh seperti tampaknya menahan sakit.
Saat ditanyakan gurunya, sambil meneteskan air mata Putri bercerita, bahwa ia tidak sarapan saat pagi hari, ketika mau berangkat ke sekolah, sehingga peruhnya perih dan harus pamit beranjak pulang.
Saat disarankan agar sarapan terlebih dahulu sebelum ke sekolah, dengan nada sedih ia mengatakan; di rumah tidak ada beras, sehingga tidak makan!
"Bukan tak mau makan, tetapi di rumah tak ada beras Bu," jawab Putri sambil mengusap air matanya dengan jilbab sekolah yang tampak telah usang. Tidak lama berselang setelah diberikan makanan oleh sekolah, ia pun diantar pulang.
Putri adalah anak keempat dari enam bersaudara pasangan Suparno dan Mariani, yang tinggal di Dusun Tualang Masjid Desa Tualang, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Ia termasuk siswi yang rajin dan cerdas di sekolahnya.
Menurut gurunya kecerdasan Putri di atas rata-rata, dan selama ini ia tidak pernah mengeluh dengan kondisi apapun saat di sekolah.
"Ia rajin pergi sekolah, dan baru kini mengeluh akibat sakit perut saat belajar tadi, katanya ia tadi tak sarapan," cerita Nurul Fadilah (27) salah seorang guru di sekolah Putri, seperti dilansir dari MODUSACEH.CO, Rabu (7/8/2019).
Berawal cerita itu pula, media ini pun mencoba menelusuri jejak ke rumah siswi tersebut. Tak berapa, setelah melewati sebuah jembatan baru dari Pasar Peureulak menuju seberang sungai di Desa Tualang.
Nah, di sana ada satu unit rumah kecil (mungil) beratap daun rumbia, dengan kondisi dapur yang telah bocor dan lapuk akibat termakan usia.
Suparno ayah Putri, tidak mempunyai pekerjaan tetap, terkadang harus pergi keluar kota bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Saat ditemui, Putri sedang istirahat, ditemani kakak dan adik perempuannya yang masih kelas 1 SD.
"Ayah sudah keluar sebentar, biasanya kerja di Banda Aceh, karena ini mau dekat hari raya ayah pulang sebentar," ucap Putri.
Cerita Putri ini, bukanlah akhir dari kisah pilu seorang anak di negeri ini yang terus berjuang dalam kondisi perut kosong demi mencapai cita-cita. Menjelang 74 Tahun Kemerdekaan Indonesia, kebebasan untuk sejengkal perut pun masih sangat susah diraih oleh sebagian rakyat di pelosok negeri ini.***
Posting Komentar