Fenomena Payung Awan di Puncak Rinjani setelah Gerhana Bulan, Ini Penjelasan Ilmiahnya...
Warga Lombok dihebohkan fenomena payung awan di puncak gunung Rinjani, Rabu (17/07/2019) pagi. Kehebohan semakin menjadi, tatkala ada warga yang mengaitkan dengan gerhana bulan sebelumnya. Bahkan banyak spekulasi akan terjadi gempa dahsyat.
Menurut penjelasan secara ilmiah, fenomena demikian adalah hal lumrah dan normal terjadi. Awan yang demikian disebut fenomena Lentikularis.
Awan ini terjadi akibat adanya gelombang Gunung atau Angin lapisan atas atau di atas permukaan yang cukup kuat dari suatu sisi gunung.
Awan dari suatu sisi gunung tersebut membentur dinding pegunungan sehingga menyebabkan turbulensi di sisi gunung lainnya.
Turbulensi ini mengakibatkan awan-awan bertingkat yang berputar seperti lensa.
Fenomena awan ini secara Meteorologi, tidak mengindikasikan fenomena lain seperti akan datangnya gempa atau bencana besar lainnya. Awan tersebut hanya mengindikasikan adanya Turbulensi dilapisan atas bukan di permukaan bumi.
Awan ini kelihatan statik atau diam di atas gunung karena aliran masa udara lembab terus menerus mendorong masa uap air dari sisi gunung sebelahnya dan berkondensasi, kemudian akan lenyap dari sisi sebelahnya lagi karena pergerakan angin.
Awan Lenticular dapat dilihat seperti sedang melayang-layang selama berjam-jam atau ber hari-hari jika di dukung pergerakan angin, keadaan suhu, dan kelembaban yang cukup. (bbs)
Posting Komentar