"Anakku Menyusul Ibunya ke Pabrik Usai Sekolah, Kini Mereka Tiada... "
30 jenazah korban tewas dalam insiden kebakaran hebat di pabrik korek api gas tersebut sulit dikenali. Pasalnya kondisi sebagian besar badan korban rusak hangus terbakar.
Seluruh jenazah telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Sumut, di Jalan Wahid Hasyim, Medan. Pada sore hari, sebagian besar keluarga korban telah tiba di rumah sakit tersebut.
Di sana, tim DVI Polda Sumatera Utara mulai mengumpulkan data ante mortem untuk proses identifikasi korban tewas.
Keluarga korban datang membawa data-data korban, baik berupa berkas administrasi pemerintahan maupun foto korban saat masih hidup. Peristiwa naas itu membuat mereka terpukul.
"Istri saya memang bekerja di sana. Anak saya kebetulan menjumpai ibunya di pabrik saat pulang sekolah," kata salah seorang keluarga korban, Sofyan.
Sofyan mengaku membawa data-data korban ke rumah sakit untuk kemudian dilakukan tes informasi genetik atau DNA.
"Adik ipar saya ini datang untuk diambil DNA-nya untuk proses identifikasi istri saya. Sementara DNA saya nanti untuk anak yang juga meninggal," urainya.
Saat kejadian Sofyan sedang berada di tempat acara. Kemudian temannya memberitahukan bahwa pabrik rumahan itu telah terbakar. Sofyan menyadari Yuli Fitriana istrinya beserta anaknya Syifa berada di pabrik itu.
"Saya baru ingat, anak saya memang menyusul ke pabrik menemui ibunya," urainya.
Akan tetapi, kobaran api telah melahap semua bangunan itu. Saat api mulai padam, ia masuk ke dalam bangunan yang terbakar. Ternyata yang ia dapati tumpukan jenazah di dalam ruangan.
"Saya lihat jenazah sudah menumpuk. Saya langsung lemas, enggak tau harus bagaimana lagi. Saat ini saya hanya ingin istri dan anak saya cepat di bawa pulang," ungkapnya. (bbs)
Posting Komentar