MOHON BANTUAN... Duma Saragih, Siswi Penderita Kanker Ganas Ingin Sekolah Lagi
AFNITA Duma Sari boru Saragih hanya bisa terbaring. Kanker ganas telah menggerogoti sebagian tubuhnya. Terutama di bagian tangan kiri. Remaja 17 tahun inipun hanya bisa pasrah tak lagi bisa mengenyam bangku sekolah. Penyakit kanker ganas yang dideritanya memaksa siswi SMA YP Sultan Agung berhenti.
Sata Christiana Sianturi (23), sepupu korban yang bekerja sebagai operator di salah satu sekolah dasar yang berada di Kecamatan Panombeian Panei, Simalungun, mengatakan bahwa Duma saat ini tak bisa berbuat apa-apa. Penyakit kanker ganas membuat tangan kirinya membengkak dan kondisinya seperti kulit yang melepuh.
Duma yang merupakan putri dari Jenni Sianturi dan Risman Saragih itu menetap di Emplasmen Marjandi, Nagori Marjandi Embong, Kecamatan Panombeian Panei, Simalungun. “Saat ini Duma membutuhkan uluran tangan dari para dermawan,” ujar Christiana.
Menurutnya, Duma yang berstatus pelajar kelas tiga SMA ini, awalnya mengeluhkan sakit pada jari jempolnya. “Ada benjolan kecil pada jempolnya. Benjolan itu tumbuh pada bulan Oktober 2016 lalu,” katanya.
Setelah mengetahui ada benjolan itu, keluarga kemudian membawanya berobat. “Setelah dibiopsi pada bulan Januari 2016, dokter mendiagnosa Duma menderita tumor sarakoma,” ungkapnya.
Bahkan saat itu dokter menyarankan agar jari jempolnya diamputasi. Kemudian Afnita ditargetkan harus menjalani enam kali kemoterapi. Setelah menjalani semua itu, tepatnya pada kemo keempat, benjolan tumbuh lagi di bagian pergelangan tangannya. Tak hanya itu, ada juga benjolan yang tumbuh di dekat ketiak Duma.
“Kemudian tangannya semakin membengkak dan benjolan menjalar ke bagian punggung, payudara. Benjolan di bagian ketiak juga semakin membesar,” jelas Cristina.
Dia melanjutkan, pada bulan Februari 2017, kondisi Duma sempat membaik. Duma sudah bisa duduk di ranjang. Namun itu tak bertahan lama. Pada Maret 2017 kondisinya semakin drop.
“Benjolan tumbuh lagi di payudara, leher dan benjolan melepuh. Sekarang tangannya sudah lebih besar dari badannya. Oh ya, saat ini Afnita dirawat di rumah dan berobat herbal,” tuturnya.
Terakhir saat konsultasi dengan dokter disebutkan bahwa penyakit yang diderita Afnita adalah kanker ganas. Meski begitu, Duma tak pernah patah semangat melawan penyakitnya. “Dia adalah wanita muda yang sangat tangguh. Dia ingin melanjutkan sekolahnya. Dia sangat senang bila kawan-kawan sekolahnya datang membesuk. Memang kawan-kawannya sering datang, meski Duma sudah tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah lagi sejak Desember 2016 lalu,” ungkap Boru Sianturi.
Melihat semangat Duma ini, Cristina mengaku berinisiatif untuk memita doa kepada semua orang. “Saya mohon doa agar adik saya tetap kuat meghadapinya. Saya juga berinisiatif untuk menggalang dana kepada teman-teman, publik, agar bersedia memberikan sebagian dari rezekinya untuk membantu pengobatan adik saya,” ujar Sata.
Dia pun berharap, dengan adanya bantuan dari siapa saja, adiknya Afnita bisa menjalani pengobatan yang lebih baik. Menurut Sata, jika ada yang ingin membantu, bisa menyampaikannya melalui rekening Mandiri 1070007372701 atas nama Risman Saragih, yakni rekening milik ayah Duma.
Sementara Duma yang ditemui wartawan di kediamannya, mengaku sangat mengharapkan kesembuhan atas penyakit yang dideritanya. Duma mengaku dirinya sangat ingin bersekolah lagi dan berkumpul dengan teman-temannya.
“Aku sangat rindu sehat seperti dulu bang. Aku juga rindu dengan teman-teman sekolahku di Sultan Agung. Tapi karena sakit yang kuderita, aku hanya bisa terbaring seperti ini,” kata Duma.
Masih menurut Duma, ia sangat ingin bisa bermain lagi dengan teman-temannya, juga mendengar canda tawa teman-teman di sekolah. Bukan hanya itu, cewek manis ini juga mengharapkan agar dokter bisa mengangkat kanker yang dideritanya.
Sementara itu Dapot Leonard Sianturi (54), paman dari Duma mengatakan bahwa keluarganya sangat menyayangi Duma. Apalagi Duma merupakan anak semata wayang.
“Dulu dia sangat periang. Namun kini harus terbaring lemah di pembaringan tanpa dapat melakukan apapun. Kami sangat iba melihat Afnita sekarang. Dia itu anak semata wayang,” ujar Dapot. (syaf/hez/ms/jpg)
Posting Komentar