Berdaya Jelajah 1500 KM dengan Akurasi Ekstrim, Ini Spesifikasi Rudal Tomahawk AS
Peluru kendali (rudal) Tomahawk kembali menjadi bahan perbincangan dunia. Rudal legendaris negeri Paman Sam tersebut diluncurkan Amerika Serikat di bawah komando Presiden Donald Trump untuk mengurangi kekuatan Rusia di Suriah.
Sedikitnya 59 rudal Tomahawk ditembakkan kapal perang AS ke pangkalan udara Suriah, usai serangan kimia yang menewaskan puluhan warga sipil di Suriah. Trump berang karena banyak anak menjadi korban dan serangan ini menjadi puncak amarahnya.
Misil Tomahawk ditembakkan dari kapal perang USS Ross dan USS Porter yang berada di lautan Mediterania. Tomahawk yang panjangnya 6,25 meter dan berat 1.590 kilogram adalah misil segala cuaca yang dapat menghantam target jarak jauh dengan presisi.
Ia dapat diluncurkan menuju sasaran baik dari kapal perang maupun kapal selam. Tomahawk dapat mengangkut senjata sampai seberat 454 kilogram.
Dikutip dari Guardian, Tomahawk didesain mampu terbang di ketinggian rendah, tidak berawak dan dipandu GPS untuk menghajar target sampai sejauh 1.500 dengan akurasi ekstrim. Serangan di Suriah sendiri menargetkan pangkalan pesawat, bunker amunisi dan instalasi radar.
Pembuat Tomahawk, perusahaan AS bernama Raytheon mendeskripsikannya sebagai senjata modern dan powerful yang bisa menghancurkan target dengan kerusakan sekitar yang minimal. Setiap unitnya memang mahal, seharga USD 1,5 juta.
Tomahawk rencananya akan diupgrade kemampuannya. "Memodernisasi Tomahawk adalah cara yang cepat dan terjangkau agar kita tetap di depan" sebut Raytheon.
Tomahawk sudah menjadi bagian pesenjataan penting AS sejak Perang Teluk tahun 1991. Selain AS, Inggris menjadi negara mancanegara pertama yang bisa memakainya dalam kesepakatan yang ditandatangani tahun 1995. (detik)
Misil Tomahawk ditembakkan dari kapal perang USS Ross dan USS Porter yang berada di lautan Mediterania. Tomahawk yang panjangnya 6,25 meter dan berat 1.590 kilogram adalah misil segala cuaca yang dapat menghantam target jarak jauh dengan presisi.
Ia dapat diluncurkan menuju sasaran baik dari kapal perang maupun kapal selam. Tomahawk dapat mengangkut senjata sampai seberat 454 kilogram.
Dikutip dari Guardian, Tomahawk didesain mampu terbang di ketinggian rendah, tidak berawak dan dipandu GPS untuk menghajar target sampai sejauh 1.500 dengan akurasi ekstrim. Serangan di Suriah sendiri menargetkan pangkalan pesawat, bunker amunisi dan instalasi radar.
Pembuat Tomahawk, perusahaan AS bernama Raytheon mendeskripsikannya sebagai senjata modern dan powerful yang bisa menghancurkan target dengan kerusakan sekitar yang minimal. Setiap unitnya memang mahal, seharga USD 1,5 juta.
Tomahawk rencananya akan diupgrade kemampuannya. "Memodernisasi Tomahawk adalah cara yang cepat dan terjangkau agar kita tetap di depan" sebut Raytheon.
Tomahawk sudah menjadi bagian pesenjataan penting AS sejak Perang Teluk tahun 1991. Selain AS, Inggris menjadi negara mancanegara pertama yang bisa memakainya dalam kesepakatan yang ditandatangani tahun 1995. (detik)
Posting Komentar