Biaya Perbaikan F-16 yang ‘Akrobat’ di Lanud Pekanbaru Rp 25 Miliar. Mahal Ya…
Biaya perbaikan pesawat tempur F16 A/B Block 15 yang tergelincir dan terbalik di Pekanbaru, Riaudiperkirakan sebesar Rp 25 miliar. Hal itu diungkapkan Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Henri Alfiandi memperkirakan b
"Estimasi sekitar 2 juta dolar AS atau Rp 25 miliar," kata Danlanud di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan angka itu merupakan hitungan sementara untuk memperbaiki tiga komponen utama yang rusak akibat insiden tergelincirnya pesawat tempur F16 A/B Block 15 dengan nomor ekor TS1603 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin.
Ketiga komponen rusak yang diketahui dari hasil penyelidikan sementara itu adalah hidung pesawat, sayap dan ekor atau "Vertical Stabilizer". Untuk hidung pesawat, harga suku cadang yang harus diproduksi dan didatangkan dari Amerika diperkirakan sebesar 200.000 dolar. Selanjutnya sayap sekitar 750.000 dolar dan ekor 500.000 dolar.
"Dua juta dolar itu pergantian spare part. Mudah-mudahan penyelidikan yang masih dilakukan tidak bertambah lagi," ujarnya.
Satu hal yang pasti, jelas Danlanud, komponen utama berupa mesin dan radar pesawat tersebut dalam keadaan bagus dan masih sangat memungkinkan untuk diperbaiki dan diterbangkan kembali.
Henri menjelaskan bahwa angka Rp 25 miliar itu merupakan angka "Beyond Economic Repair". "Atau dalam bahasa sederhananya menguntungkan untuk diperbaiki, karena harga pesawat itu sekitar Rp 750 miliar. Hampir satu triliun rupiah," jelasnya.
Perbaikan akan dilakukan di Lanud Iswahyudi, Jawa Timur, atau lokasi awal pesawat tempur canggih itu sebelum bertugas di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru pada 2016.
Pesawat tempur F16 A/B Block 15 tergelincir saat mendarat di landasan Lanud Roesmin Nurjadin, Selasa sore, sekitar pukul 16.55 WIB. Lanud Roesmin Nurjadin dan Bandara SSK II Pekanbaru selama ini berbagi landasan untuk kepentingan militer dan komersial.
Akibatnya, peristiwa tergelincirnya pesawat tempur tersebut sempat mengganggu jadwal penerbangan komersial Bandara SSK II selama 40 menit.
Kedua pilot, yaitu Mayor Penerbang Andri Setiawan (kepala Seksi Operasi Skuadron Udara 3 TNI AU) dan Letnan Satu Penerbang Marco Anderson (penerbang siswa konversi) selamat.
Panitia Penyidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) Mabes TNI AU sedang melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti kecelakaan pesawat tersebut.
Sementara itu, selama penyelidikan berlangsung, Lanud Roesmin Nurjadin mengambil kebijakan untuk menghentikan sementara operasional F16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin. (garuda)
Posting Komentar