Siapa Bilang Warga Medan Tolak FPI? Lautan Jamaah Ini Malah Antusias Jumpa Habib Rizieq
Ribuan umat Islam memadati Masjid Agung Medan dan sekitarnya untuk menghadiri Tabligh Akbar Aksi Bela Islam dan Safari 212, Rabu (28/12/2016).
Antusias jamaah yang hadir membuat lokasi tidak cukup menampung. Hingga, jamaah juga ramai di jalanan. Tabligh Akbar ini dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habib Rizieq juga Wakil GNPF MUI, KH Zaitun Rasmin.
Bahkan, umat Islam sudah hadir sebelum dzuhur. Begitu tiba, shalat dzuhur, sebagian pria tampak memilih untuk shalat di jalan dan tampak khusyuk.
Habib Rizeieq dan rombongan tiba di Medan sekira pukul 11.00 WIB dan mengikuti rangkaian acara pukul 15.00-17.30 WIB. sekaligus menjadi pembicara terakhir.
Dalam acara yang merupakan kerja sama GNPF MUI dan Gerakan Anti Penistaan Agama Isam (GAPAI) Sumut ini, Habib Rizieq sempat bertemu pekerja media dalam temu pers.
Habib yang mengenakan ulos menjelaskan bahwa kedatangan ke Medan dalam rangka untuk bersilaturahim dengan para ulama, kepada tokoh adat sekaligus juga bertemu dengan masyarakat yang ada di Sumut.
“Juga untuk kami sampaikan apa sebenarnya dan bagaimana aksi 212. Karena dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi perbincangan hangat. karena saat, ini ada pihak-pihak ketiga yang mendompleng dan mencoba untuk pembusukan opini seolah-olah Aksi 212 itu aksi dan seterus,” ungkap Habib.
Karena itu, lanjutnya bahwa aksi 212 itu bukan anti Bhineka Tunggal Ika, bukan Anti NKRI, Aksi Anti Pancasila bukan aksi untuk merusak Bhineka Tunggal Ika atau anti UUD 1945.
“Dan lebih tajam lagi saya katakan bahwa aksi 212 bukan aksi anti China, karena kami tidak rasis dan tidak fasis, dan juga bukan anti kristen tidak punya persoalan dengan warga negara Indonesia yang beragama nasrani,” tegasnya.
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) ini mengungkapkan aksi 212 adalah aksi penegakan hukum terhadap penista agama.
“Untuk itu kami minta pengertian untuk semua umat beragama jangan samai disalahpersepsikan, seolah-olah aksi 212 anti kristen karena yang dituntut adalah orang kristen, atau anti China karena yang dituntut orang China, bukan begitu. bahkan hubungan kami dengan Thionghoa di Jakarta sangat dekat,” bebernya.
Safari ini juga kata Habib menjadi wadah memelihara Bhineka Tunggal Ika. “Agar umat Islam di mana pun bisa memahami dan tidak terjebak dengan penyesatan opini. “Kalau (opini) aksi 212 anti kristen, anti China itu berbahaya sekali karena itu waspada dengan adu domba dan penyesatan opini,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil GNPF MUI, KH Zaitun Rasmin menambahkan, perihal beberapa spanduk di Medan yang dibuat beberapa oknum yang menolak kedatangan Habib dan rombongan, dia tak ingin membesarkannya.
“Jadi sudah selesai (masalah itu), itulah demokrasi. Tidak setuju silahkan, alhamdulillah begitu kami tiba sambutan begitu luar biasa. Kan tidak mungkin juga semua orang suka dengan kita,” jelasnya.
Sebelum Safari 212 di Medan, rombongan lebih dulu singgah ke Aceh, untuk memberikan bantuan korban gempa di Aceh.
“Safari ini agar bisa memberikan penjelasan dan keterangan tentang tujuan Aksi Bela Islam 212 dan Aksi Bela Islam sebelumnya, agar tidak ada keraguan, kesalahfahaman dan fitnah dari pihak-pihak ketiga,” tukasnya. (pojoksumut)
Posting Komentar