Media China : Rakyat Indonesia Takut dengan Kekuatan Kami!
Media Cina South China Morning Post menyoroti tentang berita palsu sentimen anti Cina yang kini banyak beredar di Indonesia. Mereka bahkan menyebut rakyat Indonesia takut dengan kekuatan ekonomi China.
South China Morning Post menulis judul "How Indonesia's Anti-Chinese Fake News Problem Spun Out of Control". Artikel ditulis Bhavan Jaipragas yang juga koresponden di media itu.
Menurut SCMP, berbagai berita yang menunjukkan sentimen anti-Cina ini sekaligus mencerminkan bagaimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menghadapi pertentangan dari lawan-lawan politiknya. Seperti yang pernah terjadi di era Orde Baru, keluhan lama mengenai masyarakat keturunan etnis itu memegang perekonomian negara nampaknya akan terdengar kembali.
Berita-berita semacam itu dalam jangka panjang dinilai dapat mengganggu hubungan diplomatik Cina dan Indonesia. Termasuk kerja sama yang telah dibangun sejak lama, khususnya di bidang perekonomian.
Pekan ini, pasukan militer Indonesia membantah isu yang beredar tentang adanya penghinaan Cina oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Ia diduga membuat komentar yang menyinggung Negeri Tirai Bambu dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad pada 11 Desember lalu.
Kemudian, berita yang disebut disebarkan oleh pihak-pihak anti-Cina di Tanah Air adalah adanya 'senjata biologis' untuk merusak perekonomian Indonesia. Senjata itu adanya benih cabai yang mengandung bakteri berbahaya dan dikembangkan oleh perusahaan Cina.
Kemudian terhadap calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Pria yang akrab disapa Ahok itu diprotes secara besar-besaran atas kasus penistaan agama dan saat ini sedang diadili.
Banyak pendukungnya yang menilai hal itu terjadi karena warga Indonesia tidak siap memiliki pemimpin keturunan Cina. Selain itu, ada kemungkinan tak sedikit pihak yang khawatir dengan pertumbuhan jumlah investor Cina yang dapat terus meningkat dengan terpilihnya Ahok sebagai pemimpin Ibu Kota pada 2017 mendatang.
Sayangnya, media China tersebut hanya memuat opini yang minim data.
Peneliti Asia Tenggara dari ISEA-Yusof Ishak Institute di Singapura, Mustafa Izzudin, mengatakan sentimen anti-Cina di Indonesia didorong oleh ketakutan masyarakat yang tak ingin negaranya dikuasai negara lain. Terlebih, mengingat Cina memegang kekuasaan dalam banyak investasi dan hal itu berarti Tanah Air 'dijual' kepada pihak asing. (rol)
Posting Komentar